Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dwy Andini Putri

Stres, Kurang Tidur, dan Homesick: Tantangan terhadap Mahasiswa Baru yang Merantau

Pendidikan | 2025-11-10 14:56:16

Mahasiswa adalah seseorang yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi. Menjadi seorang mahasiswa merupakan impian dari banyak orang karena tidak semua orang bisa merasakan untuk berada di posisi sebagai seseorang yang mendapat sebutan sebagai “Mahasiswa”. Banyak dari mereka yang terhalang dengan kondisi ekonomi keluarga maupun karena dilarang untuk berkuliah oleh orang tua mereka.

Memasuki perkuliahan terkadang digambarkan sebagai masa yang menyenangkan karena bisa bertemu dengan mahasiswa lainnya yang berasal dari daerah yang berbeda-beda serta pengalaman-pengalaman seru yang menanti. Namun, dibalik itu semua ada hal tersembunyi yang harus dihadapi oleh seorang mahasiswa, terutama oleh mahasiswa baru. Mengapa mahasiswa baru? Karena mereka yang mendapat sebutan sebagai “Mahasiswa Baru” masih berada di fase peralihan dari masa sekolah menengah dan harus beradaptasi dengan kehidupan yang ada di dunia perkuliahan. Walaupun tantangan ini tetap akan dirasakan oleh mahasiswa-mahasiswa semester tiga dan seterusnya, tetapi mereka yang bukan “Mahasiswa Baru” sudah lebih beradaptasi dengan dunia perkuliahan.

Perubahan lingkungan, sistem belajar sampai dengan tuntutan untuk dapat hidup mandiri dapat menciptakan tekanan mental maupun tekanan batin bagi mereka mahasiswa baru yang merantau. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental maupun kesehatan fisik dari mahasiswa baru tersebut. Tak jarang dari mereka juga merasakan stres, bingung karena harus mengatur waktu dan uang, kurang tidur karena banyaknya deadline tugas, serta munculnya perasaan homesick karena belum terbiasa hidup jauh dari orang tua. Perasaan rindu terhadap rumah, kesepian, kehilangan kenyamanan, serta kecemasan akan lingkungan baru dapat memengaruhi keseimbangan mental mahasiswa (Nabilah, et al., 2025). Hal ini dapat berpengaruh pada proses menuntut ilmu selama berkuliah.

Sumber foto: Homes for Students

Beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa baru mengalami stres karena mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru, yaitu lingkungan perkuliahan yang jauh berbeda dengan lingkungan saat menempuh pendidikan di sekolah menengah. Selain harus beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan, mahasiswa baru tersebut juga harus beradaptasi dengan lingkungan tempat kos maupun lingkungan asrama, dimana mereka dituntut untuk hidup mandiri yang jauh dari orang tua. Bahkan tidak jarang dari mereka yang merasa kesepian bahkan mengalami kecemasan karena masih merasa canggung dengan lingkungan baru yang mereka tempati.

Faktor lain yang biasanya menyebabkan stres pada mahasiswa baru karena adanya beban akademik dari perguruan tinggi yang umumnya berat dan jauh berbeda dengan tugas saat berada di jenjang sekolah menengah. Mereka harus bisa untuk mengatur waktu serta mampu menyesuaikan diri dengan para dosen yang biasanya memiliki gaya mengajar berbeda-beda, bahkan tak jarang dari dosen yang sering memberikan tugas serta deadline secara mendadak. Stres pada mahasiswa baru juga dapat dialami karena banyaknya penugasan dalam pelaksanaan OSJUR (Orientasi Jurusan) yang pelaksanaanya cukup lama. Bahkan bisa sampai hampir satu semester selama perkuliahan.

Penyebab mahasiswa baru sering kurang tidur karena banyaknya tugas perkuliahan yang mereka dapatkan. Selain tugas perkuliahan, mahasiswa baru tersebut sering kurang tidur karena banyaknya tugas saat OSJUR. Biasanya mahasiswa baru yang belum bisa mengatur waktunya dengan baik akan lebih sering keteteran sehingga menyebabkan mereka kurang tidur. Gangguan dalam pola tidur, baik dari aspek durasi maupun kualitas, tampak memengaruhi fungsi otak, terutama terkait dengan fokus dan pengambilan keputusan (Sidik, et al., 2025). . Masalah kurang tidur pada mahasiswa baru ini dapat mengganggu konsentrasi pada saat proses perkuliahan di kelas berlangsung, terutama saat mengikuti perkuliahan pagi.

Sumber foto: Grown & Flown

Sedangkan faktor yang menyebabkan mahasiswa baru mengalami homesick karena mereka belum terbiasa dengan kondisi ataupun situasi yang harus mereka hadapi, yaitu lingkungan baru, kebiasaan baru, bahkan harus hidup mandiri jauh dari orang tua. Terlebih lagi bagi mahasiswa baru yang memiliki karakter kepribadian introvert, mereka akan cenderung lebih sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan kebiasaan baru karena lingkungan serta kebiasaan baru tersebut akan berbeda dengan sebelum mereka merantau. Bahkan tidak sedikit dari mahasiswa baru tersebut yang rela untuk pulang ke rumah sekali dalam seminggu karena mereka merasa tidak nyaman dengan lingkungan baru yang mereka tempati. Apabila perasaan homesick ini tidak dapat dikendalikan dengan baik oleh mereka, maka bisa saja mereka akan mengalami tekanan batin serta mental yang akan berujung terhadap kondisi fisik yang sering mengalami sakit-sakitan.

Menjadi seseorang dengan sebutan “Mahasiswa” merupakan sebuah keberuntungan bagi setiap orang yang dapat berada di posisi tersebut. Meskipun banyak tantangan yang harus mereka hadapi mulai dari stres pada masa awal menjalani dunia perkuliahan, kurang tidur karena banyaknya tugas-tugas perkuliahan ataupun tugas-tugas OSJUR bagi mahasiswa baru, serta perasaan homesick yang dialami oleh sebagian besar mahasiswa terutama bagi mahasiswa baru. Namun, hal ini merupakan salah satu perjalanan dalam proses pendewasaan seseorang karena mereka bisa belajar langsung bagaimana caranya untuk dapat mengelola stres, mengatur waktu, bahkan bagaimana caranya untuk dapat memulai hidup mandiri. Sejatinya menjadi seseorang dengan sebutan “Mahasiswa” bukan hanya sekadar proses mencari ilmu di dunia perkuliahan, tetapi juga proses belajar bertahan, berkembang, serta membentuk mental yang kuat agar menjadi pribadi yang lebih dewasa.

DAFTAR PUSTAKA

Nabilah, T. F., Fitriyani, I., Qistina, K. R. & Khairat, I., 2025. Efektifitas Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam Mengatasi Homesick pada Mahasiswa Perantau: Kajian Literatur. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Juni, 10(02), p. 284.

Sidik, F., Farid, M. & Mulyeni, S., 2025. Kajian Pola Tidur pada Produktivitas Mahasiswa (Analisis Studi Literatur). Jurnal Penelitian Ilmiah Multidisipliner, 01(03), p. 832.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image