Generasi Z dan Tantangan Hoaks Kesehatan: Peran Kesehatan Masyarakat di Era Digital
Info Terkini | 2025-11-03 07:36:27
Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara masyarakat memperoleh dan memaknai informasi. Kini, pengetahuan dapat diakses dengan mudah hanya melalui satu sentuhan layar. Media sosial menjadi ruang utama bagi masyarakat untuk berbagi gagasan, pengalaman, serta informasi termasuk mengenai isu-isu kesehatan. Sebagai bagian dari Generasi Z yang tumbuh di tengah pesatnya kemajuan teknologi, saya merasakan betul bagaimana media sosial menjadi sumber utama untuk belajar, mencari tahu, sekaligus berpendapat tentang berbagai hal, tak terkecuali kesehatan.
Hoaks kesehatan bukan sekadar informasi keliru. Ia dapat menimbulkan dampak sosial dan perilaku yang serius. Banyak orang menolak vaksin, mengonsumsi obat tanpa resep dokter, atau mengikuti pola diet ekstrem karena mempercayai informasi yang tidak memiliki dasar ilmiah. Fenomena ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tidak selalu sejalan dengan peningkatan literasi. Justru di tengah derasnya arus informasi, masyarakat sering kali kehilangan kemampuan untuk memilah mana yang benar dan mana yang menyesatkan.
Sebagai mahasiswa Kesehatan Masyarakat, saya memandang hoaks kesehatan sebagai salah satu tantangan besar dalam menjaga kesehatan publik. Dalam perspektif kesehatan masyarakat, masalah ini bukan hanya soal teknologi, melainkan juga soal perilaku, budaya, dan pola pikir masyarakat. Informasi palsu dapat mengubah cara seseorang mengambil keputusan tentang kesehatannya. Ketika keputusan itu salah, maka dampaknya tidak hanya dirasakan individu, tetapi juga masyarakat secara luas.
Profesi Kesehatan Masyarakat memiliki tanggung jawab besar dalam menghadapi fenomena ini. Tugas kami bukan hanya mengobati atau mencegah penyakit, melainkan juga mempromosikan perilaku sehat dan meningkatkan literasi masyarakat. Edukasi tentang pentingnya memverifikasi sumber informasi menjadi hal yang sangat penting untuk dikedepankan. Melalui penyuluhan, kampanye digital, dan kegiatan berbasis komunitas, tenaga kesehatan masyarakat dapat membantu masyarakat agar lebih kritis dalam menerima informasi kesehatan.
Peran tenaga kesehatan masyarakat juga dapat diperkuat dengan kolaborasi bersama berbagai pihak. Pemerintah, akademisi, platform media sosial, serta influencer perlu bersinergi untuk membangun ekosistem informasi yang sehat. Media sosial seharusnya tidak hanya menjadi tempat berbagi tren dan hiburan, tetapi juga menjadi ruang edukatif yang mampu menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya informasi yang benar.
Pendekatan berbasis komunitas juga memiliki peran penting. Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu menjadi agen informasi yang positif di lingkungannya masing-masing. Kader kesehatan, mahasiswa, dan organisasi lokal dapat menjadi perantara dalam menyampaikan pesan kesehatan yang benar dan mudah dipahami. Ketika masyarakat merasa dilibatkan, perubahan perilaku akan terjadi dengan lebih alami dan berkelanjutan.
Saya percaya bahwa penyebaran hoaks kesehatan merupakan masalah yang bisa dicegah apabila kita bersama-sama meningkatkan literasi digital dan kesehatan. Literasi digital bukan sekadar kemampuan menggunakan gawai, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, memahami sumber informasi, dan menyaring kebenarannya. Sementara itu, literasi kesehatan menuntut masyarakat untuk memiliki pemahaman dasar tentang ilmu kesehatan agar tidak mudah terjebak pada klaim yang menyesatkan.
Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama perubahan ini. Dengan kreativitas dan kedekatan terhadap teknologi, generasi ini dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang benar dan bermanfaat. Kita tidak seharusnya menjadi korban arus informasi, melainkan menjadi penjaga kebenaran di tengah derasnya banjir data.
Hoaks kesehatan adalah tantangan nyata yang dihadapi di era digital. Namun, melalui kolaborasi, edukasi, dan kesadaran kolektif, kita dapat menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan bertanggung jawab. Pada akhirnya, menjaga kesehatan masyarakat tidak hanya berarti mencegah penyakit secara fisik, tetapi juga melindungi masyarakat dari penyakit informasi yang dapat merusak kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan kesehatan itu sendiri.
Kemudahan ini pada dasarnya membawa banyak manfaat. Melalui media sosial, masyarakat dapat mengetahui lebih banyak tentang gaya hidup sehat, gizi seimbang, maupun kesehatan mental. Informasi yang dulu hanya bisa diperoleh melalui tenaga medis kini tersedia secara luas, terbuka, dan gratis. Akan tetapi, di balik manfaat tersebut, tersembunyi tantangan besar yang tidak bisa diabaikan, yaitu maraknya penyebaran hoaks kesehatan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
