Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jogja Terkini

Pernikahan Reffy dan Evan: Manifestasi Penghormatan terhadap Budaya, Alam, dan Kearifan Lokal Yogyakarta

Culture | 2025-10-30 07:36:06
Pernikahan Reffy dan Evan: Manifestasi Penghormatan terhadap Budaya, Alam, dan Kearifan Lokal Yogyakarta (ist)

REPUBLIKA NETWORK, YOGYAKARTA - Hangatnya cahaya senja berpadu dengan semerbak bunga tropis menciptakan suasana magis di halaman belakang Royal Brongto Hotel, Yogyakarta, Sabtu (25/10/2025). Sebuah pernikahan berkonsep outdoor terselenggara dengan nuansa yang tak hanya romantis, tetapi juga sarat makna budaya dan filosofi kehidupan.

Perhelatan ini menjadi inspirasi bagi banyak pasangan muda, karena mampu memadukan unsur budaya, seni, kesetaraan gender, kepedulian lingkungan, pemberdayaan UMKM, serta nilai-nilai tradisi lokal dalam satu perayaan cinta yang elegan dan berkarakter.

Pemerhati wisata dan budaya sekaligus konseptor pernikahan, Itock Van Diera, yang juga merupakan orang tua dari mempelai pria, menuturkan bahwa pesta tersebut tidak sekadar menjadi selebrasi cinta, melainkan perwujudan penghormatan terhadap budaya, alam, dan kearifan lokal Yogyakarta, harmoni antara tradisi dan modernitas yang dihadirkan dengan sentuhan estetik sekaligus filosofis.

“Unsur daun kelapa atau janur menjadi elemen utama dalam dekorasi. Dalam filosofi Nusantara, janur melambangkan kesucian, ketulusan, serta doa agar kehidupan terus tumbuh. Pohon kelapa dipilih sebagai simbol harapan agar rumah tangga pasangan ini tangguh dan bermanfaat bagi sesama,” ujar Itock usai acara.

Rangkaian janur menghiasi setiap sudut venue mulai dari gerbang penyambutan, pelaminan, hingga area utama, menciptakan suasana tropis yang lembut dan menenangkan. Di pintu masuk, delapan prajurit bergada Jawa berdiri tegap menyambut para tamu, menjadi simbol kehormatan dan pelestarian budaya lokal.

Harmoni budaya kian terasa ketika musik angklung dan jazz etnik berpadu indah di atas panggung anyaman daun kelapa hijau. Lantunan tembang “Prau Layar” membuka malam, menggambarkan pelayaran cinta menuju kehidupan baru.

Keceriaan semakin terasa lewat tarian Edan-edanan khas Jawa, yang memaknai kebahagiaan dan kelapangan hati dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Sementara di tengah venue, sumur tua yang dihias bunga segar dan daun kelapa menjadi simbol cinta yang jernih, tulus, dan abadi, perlambang kesejukan hidup dalam filosofi Jawa.

Para tamu diajak menapaki lorong galeri putih berisi foto-foto prewedding, yang menggambarkan perjalanan kasih kedua mempelai. Di sisi lain, tampil pembatik dan pemain siter perempuan, menegaskan pesan kesetaraan gender serta harmoni antara warna dan nada yang meneduhkan.

Menambah keunikan acara, hadir angkringan bertema Punokawan sebagai simbol kearifan lokal. Bukan sekadar tempat pengambilan suvenir, angkringan ini menyampaikan pesan moral tentang kejujuran, kesederhanaan, dan kebijaksanaan hidup.

Setiap cinderamata berupa mangkok kayu jati dikemas cantik dalam kotak karton hitam berpita bunga rose dari daun kelapa kering, wujud nyata dukungan terhadap UMKM lokal dan gerakan ekonomi kreatif berkelanjutan.

Melalui konsep ini, Itock Van Diera menghadirkan pernikahan Reffy dan Evan bukan hanya perayaan cinta dua insan, tetapi juga manifestasi penghormatan terhadap budaya, alam, dan nilai-nilai kearifan lokal Yogyakarta, sebuah harmoni indah antara tradisi dan modernitas yang meninggalkan kesan mendalam bagi siapa pun yang hadir. (mas)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image