Puisi: Titian Ilahi
Sastra | 2025-10-28 15:28:09
Tat kala kembali mengingat mendekati hari pertama kali menghirup udara di dunia, bukan berarti bergembira ria...
Sebab setiap detik adalah gema dari takdir yang telah ditulis-Nya....
Itu langkah menuju titian ilahi,
seutas jalan cahaya yang ujungnya tersembunyi di balik rahasia....
Kita menapakinya dengan langkah fana, dengan napas yang terus dihitung waktu...
Sesungguhnya, di hari itu pula,
mendekati alarm kematian
menembus cakrawala...
Pelan, tapi pasti menandai perjalanan waktu menuju titik hening di mana napas kembali berpulang....
Mengingatkan bahwa hidup hanyalah jeda antara tangis pertama dan diam terakhir...
Dan....
Di antara dua sunyi itu,
kita belajar bersyukur,
belajar tunduk, belajar pulang.
Makassar, 27 Oktober 2025
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
