Dari Mimbar ke Layar: Menata Laporan Dakwah di Era Digital Islam
Agama | 2025-10-27 01:36:22Bagaimana cara memastikan kegiatan dakwah dan pelatihan Islam tidak sekadar selesai di lapangan, tapi juga berdampak nyata di masyarakat? Pertanyaan ini dijawab dengan lugas oleh Dr. H. Aep Kusnawan, S.Ag., M.Ag, CPCE dalam bab Pelaporan Training Islam dari bukunya Manajemen Training Islam. Bab ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa pelaporan bukan sekadar dokumentasi administrasi, melainkan proses spiritual dan profesional untuk menjaga keberlanjutan nilai-nilai dakwah di tengah arus digitalisasi.
Di era dakwah digital, pesan-pesan Islam kini tidak hanya disampaikan dari mimbar masjid atau ruang pelatihan, melainkan juga melalui layar gawai, webinar, dan media sosial. Namun, satu hal yang tidak boleh berubah dari masa ke masa adalah amanah dan akuntabilitas.
Pertanggungjawaban dalam setiap aktivitas dakwah dan pelatihan inilah yang menjadi fokus utama Bab VII “Pelaporan Training Islam” dalam buku Manajemen Training Islam karya Dr. H. Aep Kusnawan, S.Ag., M.Ag., CPCE. Bab ini menegaskan bahwa pelaporan bukan sekadar administrasi kegiatan, tetapi juga ibadah yang bernilai spiritual tinggi.
Pelaporan Sebagai Amanah dan Cermin Kejujuran
Bab ini diawali dengan Surah Al-Isra ayat 36, yang menegaskan pentingnya pertanggungjawaban atas pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Dari ayat tersebut, Dr. Aep Kusnawan menyusun fondasi etis bahwa setiap laporan adalah bentuk tanggung jawab moral seorang Muslim terhadap amanah yang diterimanya.
Training Islam, menurut penulis, merupakan sistem kerja sama yang harus diatur secara terorganisasi dan penuh tanggung jawab. Pelaporan menjadi sarana untuk memastikan keteraturan, komunikasi, dan evaluasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam
Laporan dalam Perspektif Manajemen Islam
Penulis memandang laporan bukan hanya catatan kegiatan, melainkan alat komunikasi antara pihak pelaksana dan pihak pengambil keputusam, serta media evaluasi dan refleksi. Beberapa fungsi laporana menurut Dr. Aep Kusnawan, diantaranya:
- Fungsi pertanggungjawaban, kepada pihak yang memberi amanah
- Fungsi informasi dan pengambilan keputusan
- Fungsi pengambangan ide dan pembelajaran untuk pelatihan berikutnya
Melalui pelaporan, nilai-nilai seperti ikhlas, jujur, dan amanah diuji serta dihidupkan dalam praktik manajemen Islami.
Prinsip dan Langkah Pelaporan Training
Dr. Aep Kusnawan menekankan tujuh prinsip utama laporan training Islami yang tetap relevan di era digital:
- Objektif dan benar, berlandakan fakta bukan persepsi
- Cermat dan jelas, terstruktur dengan data yang akurata
- Langsung pada sasaran, sesuai dengan kebutuhan pembaca
- Lengkap dan sistematis
- Konsisten dan tegas
- Ringkas namun bermakna
- Menggunakan bahasa yang santun dan komunikatif
Selain itu, langkah penyusunan laporan juga diuraikan secara rinci. Mulai dari menentukan topik, mengumpulkan data, mengklasifikasi, menganalisis, hingga menyusun laporan akhir yang menyeluruh dan mudah dipahami.
Dari Mimbar ke Layar: Menyosong akuntabilitas Digital
Judul "Dari Mimbar ke Layar" mencerminkan transformasin dakwah dan pelatihan Islam di era digital. Kini, pelaporan tidak hanya berbentuk dokumen tertulis, tetapi juga dapat hadir sebagai laporan digital, e-rapport, infografik, hingga video dokumentasi.
Namun, pesan utama Dr. Aep Kusnawan tetap sama bahwasannya media boleh berubah, tetapi nilai kejujuran dan tanggunjawab tidak boleh hilang. Laporan digital tetaplah wujud amanah yang mencerminkan keimanan dan profesionalitas seorang muslim.
Kelebihan dan Keterbatasan BAB
BAB ini memiliki sejumlah kelebihan, antara lain kemampuannya mengintegrasikan prinsip manajemen modern dengan nilai-nilai spiritual islam, disajikan melalui gaya penulisan yang mudah dipahami, sistematis, dan amplikatif, serta diperkuat dengan dali Al-Qur'an yang memberi dimensi etis pada praktik pelaporan. Namun demikian, BAB ini masih memiliki keterbatasan karena belum menyentuh contoh konkret penerapan laporan berbasis digital dan analisis evaluatifnya masih dapat dikembangkan lebih lannjut melalui pendekatan teknologi pelatihan yang sesuai dengan perkembangan era digital masa kini.
Peneguhan Amanah Dakwah
BAB ini mengajarkan bahwa pelaporan dalam Islam bukanlah formalitas, melainkan bagian dari ibadah professioanal. Setiap laporan adalah catatan amal, bukan sekedar catatan kegiatan.
Melalui Manajemen Training Islam, Dr. Aep Kusnawan mengingatkan kita bahwa akuntabilitas spiritual adalah jantung dari kepemimpinan Islami, baik di ruang nyata maupun di ruang digital.
Simpulan
BAB "Pelaporan Training Islam" mengajarkan bahwa setiap laporan, sekcil apapun, merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada Allah SWT. Dalam dunia yang semakin terhubung oleh teknologi, pelaporan menjadi jembatan antara profesionalitas dan spiritualitas antara mimbar dan layar.
Dr. Aep Kusnawan melalui BAB ini seolah mengingatkkan kita semua, bahwa di balik angka, data, dan format laporan, terdapat nilai-nilai kejujuran, amanah, dan tanggungjawab yang menjadi dasar dari manajemen Islam yang sejati
“Dari Mimbar ke Layar: Menata Laporan Dakwah di Era Digital Islam” bukan sekadar resensi, melainkan ajakan untuk merenungi kembali bagaimana Islam mengajarkan profesionalitas dan transparansi dalam setiap bentuk kerja, termasuk dalam pelaporan. Sebab di mata Islam, laporan bukan sekadar catatan kegiatan — melainkan catatan amal.
"Laporan adalah warisan dakwah yang akan berbicara, bahkan ketika para pelakunya telah tiada"
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
