Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mudhia Sakina

Dakwah Digital: Peran Media Sosial dalam Penyebaran Nilai Keagamaan

Agama | 2025-12-15 09:18:19

Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital membawa perubahan besar dalam cara manusia berkomunikasi, termasuk dalam menyampaikan pesan keagamaan. Jika dulu dakwah identik dengan ceramah di masjid, majelis taklim, atau forum keagamaan tertentu, kini dakwah hadir lebih dekat melalui media sosial. Platform seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan X (Twitter) menjadi ruang baru bagi para dai untuk menyebarkan nilai-nilai keagamaan secara luas dan cepat. Fenomena ini dikenal sebagai dakwah digital. Dakwah digital menjadi relevan karena masyarakat, khususnya generasi muda, lebih banyak menghabiskan waktu di ruang digital. Oleh karena itu, media sosial bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga media strategis dalam menanamkan nilai moral dan keagamaan.

Media Sosial sebagai Sarana Dakwah

Media sosial memiliki karakter yang fleksibel, interaktif, dan mudah diakses. Konten dakwah tidak lagi terbatas pada ceramah panjang, tetapi bisa dikemas dalam bentuk video singkat, poster, podcast, hingga thread ringan. Hal ini membuat pesan keagamaan lebih mudah dipahami dan diterima oleh berbagai kalangan. Selain itu, media sosial memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Audiens tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga dapat berdiskusi, bertanya, bahkan membagikan kembali konten dakwah. Dengan begitu, proses penyebaran nilai keagamaan menjadi lebih luas dan partisipatif.

Peran Dakwah Digital dalam Penyebaran Nilai Keagamaan

Dakwah digital berperan penting dalam menyebarkan nilai-nilai seperti toleransi, kejujuran, kesabaran, dan kepedulian sosial. Melalui media sosial, nilai keagamaan dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga terasa lebih relevan. Misalnya, konten tentang etika bermedia sosial, pentingnya menjaga lisan, atau ajakan berbuat baik di lingkungan sekitar. Selain itu, dakwah digital juga mampu menjangkau masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses kajian keagamaan secara langsung. Dengan hanya bermodal gawai dan internet, siapa pun bisa mendapatkan ilmu agama kapan saja dan di mana saja.

Tantangan Dakwah di Media Sosial

Meskipun memiliki banyak kelebihan, dakwah digital juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah maraknya informasi keagamaan yang tidak valid atau disampaikan tanpa dasar yang jelas. Jika tidak disikapi dengan bijak, hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami ajaran agama. Selain itu, konten dakwah di media sosial sering kali bersaing dengan konten hiburan yang lebih menarik secara visual. Oleh karena itu, para pendakwah dituntut untuk kreatif tanpa menghilangkan esensi dan nilai keagamaan itu sendiri.

Penutup

Dakwah digital merupakan bentuk adaptasi dakwah terhadap perkembangan zaman. Media sosial memiliki peran strategis dalam menyebarkan nilai keagamaan secara luas, cepat, dan relevan dengan kehidupan modern. Namun, pemanfaatannya harus dilakukan secara bijak, bertanggung jawab, dan berlandaskan pemahaman agama yang benar. Dengan pengelolaan yang baik, dakwah digital tidak hanya menjadi sarana penyampaian ajaran agama, tetapi juga mampu membentuk karakter masyarakat yang berakhlak dan beretika di ruang digital maupun kehidupan nyata.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image