Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shinta Silvia

Ekologi Sebagai Sains dan Gerakan Global

Eduaksi | 2025-10-26 16:35:42

Ekologi sebagai ilmu yang menelaah hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya sejak lama menjadi dasar bagi upaya konservasi alam. Namun, dalam beberapa dekade terakhir terjadi pergeseran menarik di mana ekologi tidak lagi sekadar ilmu, tetapi berubah menjadi ideologi ekologisme ketika prinsip-prinsip ekologi diangkat menjadi ideologi sosial dan politik.

Gerakan ekologis kini menjadi tren global terutama di negara-negara maju. Namun, seperti dikemukakan oleh Haber (1993), sekitar 80 persen wacana yang disebut ekologis sesungguhnya merupakan bentuk dari ekologisme. Artinya, banyak gagasan yang lahir bukan dari penelitian ilmiah melainkan dari interpretasi ideologis terhadap alam.

Fenomena ini mengingatkan pada bahaya biologisme di masa lalu ketika teori-teori biologi digunakan secara keliru dalam politik dan sosial seperti dalam Darwinisme sosial yang menggambarkan alam sebagai arena persaingan tanpa belas kasihan. Demikian pula, ekologisme sering kali menggambarkan alam secara romantik dan ideal seolah-olah merupakan sistem harmonis yang bekerja sempurna tanpa campur tangan manusia.

Bisnis dengan branding ekologis menjadi tren global. Ilustrasi foto: Penulis

Pandangan tersebut seperti dicatat Capra (1983), melahirkan gagasan tentang kecerdasan ekosistem berupa keyakinan bahwa alam memiliki kemampuan untuk menjaga keseimbangannya sendiri. Namun idealisme semacam ini bisa menjebak kita dalam naturalisme ekologis yaitu pandangan bahwa manusia harus sepenuhnya tunduk pada hukum alam dan tidak boleh melakukan intervensi apa pun.

Padahal sebagaimana diingatkan Dahl (1989), alam tidak selalu harmonis. Persaingan antarspesies, bencana, dan ketidakseimbangan adalah bagian dari dinamika ekologis yang tak terhindarkan. Alam juga bisa kejam tergantung dari sudut pandang kita melihatnya.

Dalam wacana ekologis, muncul pula istilah ekonomi alam, sebuah analogi yang menggambarkan ekosistem layaknya sistem ekonomi yang efisien dan dapat dikelola. Pandangan ini keliru karena menyederhanakan kompleksitas alam. Seperti dijelaskan Honnefelder (1993), ekonomi memiliki tujuan dan pengelola, sedangkan alam tidak diarahkan oleh kehendak atau tujuan tertentu.

Kesalahan serupa juga tampak dalam berbagai kebijakan yang mengatasnamakan keseimbangan ekologi, padahal justru mencerminkan ideologi ekologisme. Contohnya, tindakan menembak burung gagak di Bavaria demi memulihkan alam, sementara kerusakan lanskap sebenarnya disebabkan oleh aktivitas manusia sendiri.

Istilah-istilah seperti kompatibel secara ekologis atau rekonsiliasi dengan alam juga menciptakan kesan menyesatkan bahwa manusia bisa hidup sepenuhnya harmonis dengan alam. Faktanya, setiap aktivitas manusia, sekecil apa pun, selalu berimplikasi pada organisme lain. Hubungan ini terlalu kompleks untuk disederhanakan menjadi konsep harmoni yang absolut.

Ekologisme cenderung mengubah persoalan etika lingkungan menjadi sekadar urusan teknis yang bisa diukur melalui audit ekologis. Padahal, yang lebih penting adalah refleksi moral bagaimana seharusnya manusia bertanggung jawab atas bumi dan makhluk lain di dalamnya (Gorke, 2003).

Alhasil, meskipun ekologisme berperan penting dalam meningkatkan kesadaran terhadap krisis lingkungan, pendekatan ini perlu diwaspadai. Ekologi seharusnya tetap dipahami sebagai disiplin ilmiah yang kompleks, bukan sebagai ideologi yang mereduksi hubungan manusia dan alam menjadi romantisme yang utopis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image