Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nadindra

Akhlak kepada Orangtua yang Sudah Meninggal

Agama | 2025-10-23 13:43:00

Akhlak kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal dalam Islam

Dalam ajaran Islam, kedudukan orang tua menempati posisi yang sangat tinggi di sisi Allah SWT. Ketaatan dan kasih sayang kepada keduanya menjadi bagian dari keimanan seorang muslim. Bahkan, Allah menempatkan perintah berbakti kepada orang tua sejajar dengan perintah menyembah-Nya.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. An-Nisa: 36)

Ayat ini menunjukkan bahwa kewajiban berbakti tidak berhenti meskipun orang tua telah meninggal dunia. Seorang anak tetap memiliki tanggung jawab spiritual untuk menghormati, mendoakan, dan menjaga hubungan baik dengan keluarga serta sahabat-sahabat orang tuanya.

1. Mendoakan Kedua Orang Tua

Salah satu bentuk akhlak paling utama kepada orang tua yang telah wafat adalah mendoakan mereka. Rasulullah SAW bersabda bahwa ketika manusia meninggal dunia, seluruh amalnya terputus kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh.

Doa seorang anak yang tulus menjadi sumber pahala yang terus mengalir bagi orang tua di alam kubur. Karena itu, seorang anak hendaknya senantiasa memperbanyak doa seperti:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِوَالِدَيَّ، وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا “Ya Allah, ampunilah kedua orang tuaku dan rahmatilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil.”

Doa tersebut menjadi wujud cinta dan rasa terima kasih seorang anak yang tak lekang oleh waktu.

2. Memohon Ampun kepada Allah untuk Keduanya

Selain berdoa, Islam juga mengajarkan agar anak memohon ampun kepada Allah bagi kedua orang tuanya selama mereka bukan termasuk orang musyrik. Allah SWT berfirman:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ ۝١١٣ وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ ۚ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيمٌ ۝١١٤ (QS. At-Taubah: 113–114)

Ayat ini menjelaskan bahwa memohonkan ampun diperbolehkan bagi orang tua yang beriman. Hal ini menjadi tanda kasih sayang dan bakti seorang anak kepada mereka.

3. Menunaikan Janji dan Wasiat Orang Tua

Bentuk lain dari akhlak kepada orang tua yang telah meninggal adalah dengan menunaikan janji dan wasiat mereka. Bila semasa hidup orang tua meninggalkan amanah, maka anak wajib berusaha melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.

Selain itu, anak juga dianjurkan untuk melanjutkan amal kebaikan mereka, seperti sedekah, membangun masjid, membantu fakir miskin, atau kegiatan sosial lainnya. Dengan demikian, pahala orang tua akan terus mengalir karena amal anak yang meneruskan kebaikan mereka.

4. Berbuat Baik kepada Sahabat-Sahabat Orang Tua

Islam tidak hanya mengajarkan untuk berbuat baik kepada orang tua, tetapi juga kepada sahabat-sahabat mereka. Hal ini merupakan bentuk penghormatan dan rasa cinta yang berlanjut meski orang tua telah tiada.

Menjenguk sahabat mereka ketika sakit, membantu mereka yang membutuhkan, atau sekadar menyapa dengan penuh sopan santun adalah perbuatan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW menegaskan bahwa menghormati sahabat orang tua berarti menjaga kehormatan dan kasih sayang yang pernah mereka bangun semasa hidup.

5. Menyambung Tali Kekerabatan

Selain itu, Islam menganjurkan agar anak menyambung tali silaturahmi dengan kerabat yang terhubung melalui orang tua, seperti paman, bibi, kakek, nenek, atau saudara mereka. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيهِ مِنْ بَعْدِهِ “Barang siapa yang ingin menyambung silaturahmi dengan ayahnya setelah ia wafat, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi dengan saudara-saudara ayahnya.” (HR. Ibnu Hibban)

Hadis ini menegaskan bahwa menjaga hubungan kekeluargaan adalah bentuk nyata dari bakti seorang anak kepada orang tuanya yang telah meninggal dunia.

Kesimpulan

Berbakti kepada orang tua tidak berhenti saat mereka meninggal dunia. Islam mengajarkan bahwa cinta sejati kepada orang tua harus terus hidup melalui doa, istighfar, pelaksanaan wasiat, kebaikan kepada sahabat mereka, serta penyambung tali kekerabatan.

Semua ini mencerminkan kasih sayang, penghormatan, dan rasa terima kasih seorang anak kepada orang tuanya. Dengan begitu, seorang anak yang berakhlak mulia tidak hanya mencintai orang tuanya di dunia, tetapi juga menghormati mereka di akhirat, sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT dan bukti nyata dari keimanan yang sempurna.

Ditulis oleh Athaya Nabila dan Nadindra Atha

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image