Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andinie Novia Sipayung

Alarm Merah Kampus: Mengapa Mereka Memilih Menyerah?

Pendidikan | 2025-10-17 18:40:47

Tragisnya fakta di lapangan memberikan gambaran yang jauh lebih suram dari yang kita bayangkan. Berdasarkan data dari Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri diketahui bahwa sepanjang tahun 2023 terdapat 1.288 kasus bunuh diri di Indonesia. Angka ini bukan sekedar statistik, melainkan representasi dari ribuan nyawa yang hilang dalam keputusasaan. Yang lebih meyakinkan, tren ini terus berlanjut. Hanya dalam periode 1 Januari hingga 10 Mei 2024, tercatat 431 kasus bunuh diri, di mana 51 korbannya berstatus pelajar dan pelajar. Angka ini harus menjadi alarm darurat, terutama karena banyak kasus serupa yang kemungkinan besar tidak dilaporkan akibat stigma sosial yang masih melekat kuat di masyarakat.

Di antara komplikasi seperti tekanan akademik, masalah finansial, dan ekspektasi keluarga, terdapat satu predator sunyi yang sering luput dari perhatian, yaitu perundungan (bullying). Di lingkungan universitas, perundungan seringkali bermetamorfosis menjadi bentuk yang lebih halus namun tak kalah merusak. Ia bisa menjelma menjadi pengucilan sosial yang sistematis oleh teman sebaya, serangan digital tanpa henti melalui perundungan siber (cyberbullying), cemoohan verbal yang meruntuhkan kepercayaan diri di ruang kelas, hingga dikontrol oleh senior atau bahkan oknum pengajar. Ketika lingkungan yang seharusnya menjadi kawah candradimuka untuk menimba ilmu berubah menjadi arena penyiksaan mental, jalan keluar terasa semakin sempit bagi korban, membuat mereka merasa terlindungi dan tak berharga.

Menuding korban sebagai individu "bermental lemah" adalah sebuah simplifikasi yang berbahaya dan bentuk pengabaian tanggung jawab kolektif. Krisis ini adalah cerminan kegagalan kita bersama. Institusi pendidikan harus mengambil langkah proaktif, bukan sekadar reaktif. Layanan konseling dan kesehatan harus menjadi prioritas utama yang mudah diakses, terjamin kerahasiaannya, dan dipromosikan secara masif. Kebijakan anti-perundungan yang tegas, lengkap dengan mekanisme pelaporan yang aman bagi korban, adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar lagi.

Peran ini kemudian diperkuat oleh para pendidik di garda terdepan. Dosen dan staf akademik perlu dibekali kepekaan untuk mengenali tanda-tanda depresi pada siswa dan menciptakan suasana belajar yang lebih manusiawi. Dukungan ini tak akan lengkap tanpa peran vital keluarga dan lingkungan sosial. Sudah saatnya orang tua dan kerabat berhenti mengukur keberhasilan hanya dari angka indeks prestasi, dan mulai membangun ruang dialog yang aman bagi anak untuk menyuarakan ketakutan dan kegagalannya tanpa dihakimi.

Pada akhirnya, garda terdepan pencegahan ada di tangan sesama pelajar. Solidaritas dan kepedulian adalah kuncinya. Merangkul teman yang terlihat menarik diri, menawarkan telinga untuk mendengar, dan menghentikan tradisi senioritas toksik adalah langkah-langkah kecil dengan dampak luar biasa. Membangun budaya saling jaga di antara teman sebaya dapat menjadi jaring pengaman yang paling efektif.

Kehilangan satu nyawa pelajar akibat bunuh diri adalah sebuah tragedi. Kehilangan puluhan adalah krisis yang tak termaafkan. Sudah waktunya kita meruntuhkan tembok kenyamanan dan stigma, lalu bersama-sama membangun jembatan kepedulian. Karena setiap pelajar berhak mendapatkan kesempatan untuk berjuang meraih mimpinya, bukan berjuang sendirian melawan keinginan untuk mengakhiri hidupnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image