Gedung Ponpes Ambruk, Cerminan Buruknya Fasilitas Pendidikan Kita
Politik | 2025-10-16 20:54:29
Oleh Dina Amalia
Aktivis Muslimah
Betapa miris kondisi dunia pendidikan saat ini. Di tengah semangat para santri menuntut ilmu dan kepercayaan penuh orang tua yang menitipkan buah hati mereka di pondok pesantren, bangsa ini kembali dikejutkan oleh tragedi memilukan: ambruknya bangunan bertingkat pondok pesantren yang menelan puluhan korban jiwa.
Sore itu, ketika para santri Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo tengah khusyuk melaksanakan salat Asar berjamaah, tiba-tiba gedung yang mereka gunakan sebagai tempat ibadah runtuh. Lantai empat bangunan tersebut ambruk, menimpa lantai dua tempat para santri sedang salat. Hampir tidak ada waktu bagi mereka untuk menyelamatkan diri. Seketika, suara doa berubah menjadi jerit kesakitan dan kepanikan.
Sebanyak 160 santri menjadi korban, dan 67 di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Proses evakuasi berjalan sangat sulit, sebab bangunan di sekitarnya pun terancam ambruk saat alat berat dikerahkan untuk mengangkat puing-puing. Hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa bangunan tersebut memang tidak memenuhi standar keamanan konstruksi. Pondasi dan struktur bangunan dinilai tidak layak menopang beban empat lantai yang dibangun di atasnya.
Tragedi yang Seharusnya Bisa Dicegah
Ambruknya gedung pesantren bukanlah semata musibah, melainkan cerminan dari lemahnya pengawasan dan ketidakseriusan negara dalam menjamin keselamatan fasilitas pendidikan. Tragedi seperti ini seharusnya bisa dicegah jika setiap pembangunan lembaga pendidikan diawasi secara ketat dan memenuhi standar keamanan sebagaimana mestinya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam pernyataannya seusai membuka Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional 2025 di Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan (2/10/2025), menyampaikan bahwa Kementerian Agama akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kelayakan bangunan pondok pesantren dan rumah ibadah di seluruh Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari mitigasi agar tragedi serupa tidak kembali terulang.
Namun, evaluasi pascakejadian tidak cukup. Selama pembangunan lembaga pendidikan masih bergantung pada swadaya masyarakat atau donatur tanpa pengawasan ketat dari negara, ancaman seperti ini akan terus menghantui dunia pendidikan kita.
Negara Harus Hadir dalam Pendidikan
Dalam Islam, pendidikan bukanlah urusan pribadi atau segelintir lembaga, melainkan tanggung jawab negara. Negara wajib memastikan tersedianya fasilitas pendidikan yang aman, layak, dan berkualitas bagi seluruh rakyatnya, baik lembaga negeri maupun swasta.
Pihak pesantren atau sekolah semestinya tidak disibukkan dengan urusan mencari donatur atau dana pembangunan. Tugas utama mereka adalah mendidik dan membentuk karakter peserta didik, bukan mengurus kelayakan bangunan dan kekuatan struktur dinding. Ketika negara absen dari peran ini, maka nyawa generasi penerus bangsa menjadi taruhannya.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nisa ayat 58:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Ayat ini menegaskan kewajiban pemimpin untuk berlaku adil dan memberikan “pengajaran yang sebaik-baiknya.” Dalam konteks kehidupan bernegara, hal itu berarti tanggung jawab pemerintah untuk memastikan pendidikan yang aman, bermutu, dan berkeadilan bagi seluruh rakyatnya.
Saatnya Serius Membenahi Fondasi Pendidikan
Tragedi ambruknya gedung pesantren Al-Khoziny seharusnya menjadi peringatan keras bagi kita semua. Pendidikan tidak hanya tentang kurikulum dan metode belajar, tetapi juga tentang keselamatan jiwa para pencari ilmu. Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada melihat mereka yang menuntut ilmu justru kehilangan nyawa di tempat yang seharusnya menjadi sumber cahaya pengetahuan.
Sudah saatnya pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat bersama-sama memperbaiki fondasi dunia pendidikan, bukan hanya dalam arti fisik bangunan, tetapi juga dalam sistem dan pengawasan. Pendidikan yang kokoh hanya bisa berdiri di atas bangunan yang aman, keadilan yang tegak, dan tanggung jawab yang dijalankan dengan sungguh-sungguh.
Wallahualam bissawab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
