Loyalitas yang Menggerakkan
Nasihat | 2025-10-14 22:53:09
Banyak orang mengaku setia. Tapi sedikit yang bertanya: setia pada apa?
Kita sering bangga dengan loyalitas, padahal tak sadar sedang menukar nurani dengan rasa nyaman. Kita bela teman, bukan kebenaran. Kita patuh pada kelompok, tapi lupa arah.
Padahal bagi seorang mukmin, loyalitas sejati bukan tunduk pada siapa, tapi berpihak pada apa yang Allah ridai. Dan itu sering berarti berjalan sendiri.
Loyalitas yang menggerakkan tidak membuat kita fanatik, tapi sadar. Ia menuntun, bukan membelenggu. Ia menyalakan keberanian untuk menegur, menimbang, dan tetap teguh meski arus berubah arah.
Karena kesetiaan yang paling mulia bukan yang membuat kita diterima, tapi yang menjaga kita tetap jujur di hadapan Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas yang kuat karena Allah dan permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.”
HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (no. 11537), dari Sahabat Ibnu ‘Abbas c, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 998 dan 1728).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
