Pengertian, Jenis, Ciri, Unsur, dan Fungsi Dongeng
Lainnnya | 2025-10-13 17:23:37
1. Pengertian Dongeng
Dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra yang isinya cerita khayalan. Dongeng biasanya mengandung pesan moral yang tinggi dan terungkap melalui karakter atau watak tokoh.
Berbeda dengan legenda yang merupakan sejarah kolektif (folk history), dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusasteraan lisan. Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran.
Dongeng merupakan salah satu cerita rakyat (folktale) yang cukup beragam cakupannya. Istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Dari sudut pandang ini ia dapat dipandang sebagai cerita fantasi. Dongeng juga suatu bentuk cerita rakyat yang bersifat universal yang dapat ditemukan di berbagai pelosok masyarakat dunia.
2. Jenis-Jenis Dongeng
a. Fabel
Fabel adalah dongeng yang tokohnya berupa binatang yang dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Contohnya adalah cerita 'Kancil dan Buaya'. Fabel biasanya mengandung pesan moral yang berkaitan dengan perilaku manusia.
b. Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang dipercaya benar-benar terjadi dan biasanya berkaitan dengan asal-usul suatu tempat, benda, atau kejadian alam. Contoh legenda adalah 'Legenda Danau Toba' dan 'Asal Usul Tangkuban Perahu'.
c. Mite
Mite atau mitos adalah dongeng yang berkaitan dengan hal-hal gaib, dewa-dewi, atau kekuatan supranatural. Cerita ini biasanya digunakan untuk menjelaskan asal-usul dunia, manusia, atau fenomena alam, seperti 'Dewi Sri' dalam budaya Jawa.
d. Sage
Sage adalah dongeng yang menceritakan tokoh-tokoh kepahlawanan yang diyakini pernah ada dalam sejarah. Walau ada unsur sejarah, ceritanya sering dilebih-lebihkan. Contohnya kisah 'Jaka Tingkir' atau 'Hang Tuah'.
e. Parabel
Parabel adalah cerita yang mengandung ajaran moral atau keagamaan yang disampaikan secara simbolis. Cerita ini sering digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai etika dan kebajikan. Misalnya kisah-kisah dalam kitab suci yang bersifat perumpamaan.
3. Ciri-Ciri Dongeng
a. Unsur Fantasi dan Gaib: Dongeng penuh dengan elemen supranatural, seperti makhluk halus (hantu, jin, atau roh), hewan yang bisa berbicara, atau benda ajaib(misalnya, timun mas yang tumbuh dari tubuh atau kain songket ajaib). Contoh: Dalam dongeng Timun Mas, ada raksasa dan ramuan Ajaib.
b. Latar Waktu dan Tempat yang Abstrak: Cerita sering dimulai dengan frasa seperti "Zaman dahulu kala" atau "Di sebuah negeri yang jauh", tanpa detail spesifik. Ini menciptakan suasana dongeng yang timeless dan universal, bukan berdasarkan sejarah nyata.
c. Pesan Moral atau Ajaran: Setiap dongeng mengandung nilai-nilai budaya, seperti kejujuran, kesetiaan, atau akibat dari keserakahan. Ini bertujuan mendidik pembaca atau pendengar, terutama anak-anak. Contoh: Dongeng Bawang Merah Bawang Putih mengajarkan tentang kebaikan hati.
d. Tokoh Sederhana dan Stereotip: Tokoh utama biasanya adalah orang biasa (rakyat jelata, anak yatim, atau pangeran miskin) yang menghadapi ujian. Ada tokoh baik (protagonis) dan jahat (antagonis) yang jelas, seperti ibu tiri kejam atau raja zalim. Contoh: Malin Kundang sebagai anak durhaka.
e. Alur Cerita Sederhana dan Berulang: Struktur cerita linier dengan pengulangan pola (misalnya, tiga kali percobaan). Biasanya dimulai dari masalah, diikuti petualangan, klimaks, dan berakhir bahagia (happy ending) di mana kebaikan menang.
f. Gaya Bahasa Sederhana dan Berima: Bahasa yang mudah dipahami, sering menggunakan perumpamaan, pantun, atau sajak sederhana. Dalam versi lisan, dongeng disampaikan dengan nada dramatis untuk menarik perhatian.
4. Fungsi
a. Dongeng punya pengaruh besar terhadap anak-anak.
Lewat cerita, anak belajar nilai-nilai moral tanpa merasa digurui. Tokoh-tokoh dalam dongeng bisa menjadi teladan yang ditiru anak-anak. Anak belajar membedakan mana sifat baik dan mana yang buruk.
b. Penerapan Dongeng dalam Pendidikan Karakter di Sekolah
Dongeng efektif untuk menanamkan nilai moral dan karakter baik pada anak (Bimo, 2011). Mendongeng merangsang kreativitas serta menanamkan karakter dan moral yang baik (Ayahbunda Online, 2012). Guru dapat menceritakan dongeng rakyat yang mengandung pesan positif. Anak dapat memainkan peran tokoh dalam dongeng agar nilai karakter lebih mudah dipahami. Dongeng bisa disajikan melalui video/DVD agar lebih menarik. Siswa kelas atas dapat bercerita atau bernyanyi bergantian untuk menumbuhkan karakter dengan cara menyenangkan.
5. Unsur-Unsur
Menurut Nurgiyantoro (2010), unsur-unsur dongeng terdiri dari:
• Tema: gagasan pokok atau ide dasar yang mendasari cerita.
• Tokoh dan Penokohan: pelaku dan watak yang membangun cerita.
• Alur: rangkaian peristiwa yang saling berhubungan.
• Latar (setting): tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa.
• Sudut Pandang: cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita
• Amanat: pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Referensi:
Nurgiyantoro, B. (2019). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Susanti, E. (2020). Keterampilan Berbicara. Depok: Rajawali Pers.
Soetantyo, S. P. (2013). Peranan dongeng dalam pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan, 14(1), 44–51. Universitas Pelita Harapan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
