Menelaah Kesadaran Politik Generasi Muda
Guru Menulis | 2025-10-10 02:22:51
Oleh: Ina
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Syahar Diantono mengungkapkan bahwa Polri telah menetapkan 959 orang sebagai tersangka saat demonstrasi dan kerusuhan 25-31 Agustus 2025, dalam konferensi pers di Markas Besar Polri Jakarta, Rabu, 24 September 2025. Mereka meluapkan emosi dengan bertindak anarkis.
Luapan emosi yg besar ini terpicu karena berbagai kondisi rakyat yang tidak sejahtera dan terbebani dengan berbagai kesulitan hidup. Langkah para pemuda yang sudah mulai sadar politik dan menuntut perubahan atas ketidakadilan dan kedzaliman adalah sebuah kemajuan pemikiran politik yang layak dihargai, hanya saja dalam sistem demokrasi kapitalis seperti hari ini, pemikiran yang akan diakomodir dan diberi ruang adalah yang sejalan dengan tujuan dan arah penguasa dan pemerintah. Mereka yang tidak satu suara, dianggap mengancam dan membahayakan, tak jarang akan dijegal dan dikriminalisasi.
Di sisi lain menuntut perubahan dengan cara-cara yang anarkis tidak dibenarkan dalam Islam. Pemuda sebagai agen perubahan, harus memiliki kesadaran politik yang arahnya kepada perubahan hakiki menuju Islam Kaffah, Ini harus menyentuh aspek pemerintahan, sebagai pilar tegaknya Islam ketika pemerintah dan penguasa menerapkan syariat Islam. Tidak hanya sekedar membawa gerbong perubahan yang tidak bermakna. Koreksi terhadap penguasa yang berlaku dzalim juga diwajibkan dalam Islam, sebagai bagian dari amar ma'ruf nahi munkar. Jadi keliru jika kesadaran politik pemuda dengan kritis terhadap penguasa malah dibungkam bahkan dikriminalisasi. Kesadaran politik generasi muda harus diarahkan pada perjuangan Islam, perjuangan untuk menerapkan syari'at.
Penerapan syari'at niscaya berbuah ridlo Allah. Target ini perlu perjuangan yang sungguh-sungguh dan kokohnya akidah Islam para pemuda. Khilafah dengan sistem pendidikannya yang berbasis akidah Islam akan mampu melahirkan para pemuda dengan kesadaran politik yang shahih, yang ingin merubah kondisi masyarakat menjadi umat terbaik, yang bermartabat, yang adil sejahtera dengan bersandar pada syari'at Islam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
