Tahap Pemerolehan Bahasa Kedua
Lainnnya | 2025-10-09 15:48:47
Tahapan Pemerolehan Bahasa Kedua
- Tahap Pra-produksi (Pre-production / Silent Period) Peserta didik masih banyak mendengarkan dan memahami (listening & comprehension) tetapi belum berbicara. Mereka menggunakan isyarat, gesture, atau jawaban satu kata.
- Tahap Produksi Awal (Early Production) Mulai menghasilkan kata atau frasa sederhana. Ucapannya masih terbatas, sering salah, dan didominasi hapalan.
- Tahap Kemunculan Bicara (Speech Emergence) Sudah dapat membuat kalimat pendek dan sederhana. Bisa berinteraksi meskipun masih ada kesalahan tata bahasa dan kosakata terbatas.
- Tahap Kelancaran Menengah (Intermediate Fluency) Struktur kalimat lebih kompleks, mulai memahami makna secara kontekstual, dan dapat berdiskusi sederhana.
- Tahap Kelancaran Lanjutan (Advanced Fluency / Near-native) Penutur mampu berbahasa hampir seperti penutur asli: lancar, akurat, dan mampu menggunakan bahasa dalam berbagai konteks akademik maupun sosial.
Pemerolehan Bahasa menurut Stephen Krashen
1. The Acquisition-Learning Hypothesis
· Pemerolehan dan pembelajaran bahasa memiliki makna berbeda
· Pemerolehan bahasa dikuasai melalui proses bawah sadar (unconscious mind)
· Pemerolehan bahasa terjadi ketika pelajar berkomunikasi dan terus berkomunikasi secara natural/alami, tidak terfokus kepada aturanaturan kebahasaan "not consciously aware of the rules"
· Berbeda dengan (pembelajaran bahasa) mengandung maksud kebalikannya, yaitu bahasa dikuasai melalui proses sadar.
· Krashen memihak proses pemerolehan sebagai proses belajar bahasa yang meyakinkan
2. The Monitor Hypothesis
· Setiap manusia dalam proses internal bahasa memiliki monitor yang berfungsi sebagai editing serta pengoreksi.
· Biasanya pemerolehan bahasa dimulai dengan membuat para pelajar berucap/berbicara bahasa kedua (bahasa target) dan bertanggung jawab atas kefasihan dalam berbicara, sedangkan belajar (pembelajaran) memiliki hanya satu fungsi, yaitu sebagai monitor atau editor.
· Aturan bahasa yang dipelajari secara sadar berperan sebagai monitor yang dapat memeriksa bentuk keluaran bahasa kedua.
3. The Natural Order Hypothesis
· Pemerolehan bahasa diperoleh dengan urutan tertentu
· Beberapa struktur tertentu cenderung muncul lebih awal dari struktur yang lain dalam pemerolehan bahasa.
4. The Input Hypothesis
· Pembelajaran bahasa kedua dinggap akan terjadi jika siswa yang mendapatkan informasi/ pengetahuan setingkat lebih tinggi daripada yang telah dikuasainya
· Input yang bisa yang dimengerti
5. The Affective Filter Hypothesis
Dalam teori Krashen, faktor-faktor psikologis dan emosional pembelajar tidak boleh diabaikan dalam pemahaman tentang pemerolehan bahasa.Pentingnya filter afektif ini menunjukkan bahwa pendekatan yang memperhatikan motivasi, keadaan emosional yang positif, dan pengembangan kepercayaan diri dalam pembelajaran bahasa dapat memiliki dampak yang signifikan dalam memfasilitasi perkembangan kemampuan berbahasa
Referensi:
Kusmiatun, A. (2018). Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K-Media.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
