Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rita Maliza

Panjang Umur, Tapi Sakit-Sakitan: Paradoks Kesehatan Perempuan

Info Sehat | 2025-10-06 00:16:01

Di banyak negara, termasuk Indonesia, angka harapan hidup perempuan lebih panjang dibanding laki-laki. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, angka harapan hidup (AHH) perempuan di Indonesia berkisar antara 69,42 hingga 78,96 tahun, sedangkan AHH laki-laki berkisar antara 65,46 hingga 73,56 tahun, menunjukkan bahwa perempuan memiliki harapan hidup lebih lama dibanding laki-laki di seluruh provinsi. Fenomena ini sejalan dengan tren global: di hampir semua belahan dunia, perempuan lebih “tahan lama”.

Namun, di balik kabar baik itu tersimpan kenyataan yang sering luput dibicarakan: perempuan memang hidup lebih lama, tetapi justru lebih sering menanggung beban penyakit kronis dan disabilitas di usia senja. Inilah yang disebut para ahli sebagai “paradoks kesehatan perempuan”.

Panjang Umur, Kualitas Hidup Turun

Mengapa disebut paradoks? Karena bertambahnya usia harapan hidup seharusnya identik dengan kesehatan yang lebih baik. Faktanya, perempuan lanjut usia lebih rentan menderita osteoporosis, radang sendi, demensia, hingga disabilitas yang membuat mereka kehilangan kemandirian.

Misalnya, Alzheimer’s disease, penyakit penurunan daya ingat lebih banyak menyerang perempuan ketimbang laki-laki. Begitu pula osteoporosis, yang risikonya melonjak setelah menopause akibat turunnya hormon estrogen.

Dengan kata lain, perempuan sering “menang” dalam hal umur panjang, tetapi “kalah” dalam kualitas hidup di masa tua.

Ilustrasi Paradoks Kesehatan Perempuan di Lansia (Karya sendiri)

Biologi, Sosial, dan Budaya Ikut Berperan

Penyebab paradoks ini tidak sederhana. Dari sisi biologi, hormon estrogen yang melindungi perempuan dari penyakit jantung saat usia muda, justru menurun drastis setelah menopause. Dampaknya, risiko penyakit kronis meningkat tajam.

Dari sisi sosial, perempuan umumnya lebih sering menjadi caregiver keluarga sehingga kesehatan dirinya kerap diabaikan. Akses ke layanan kesehatan juga masih dipengaruhi faktor budaya dan ekonomi: banyak perempuan lanjut usia enggan berobat karena alasan biaya atau merasa “tidak penting” untuk memeriksakan diri.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Paradoks kesehatan perempuan adalah alarm bahwa umur panjang saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah umur panjang yang sehat (healthy longevity).

Beberapa langkah penting yang bisa ditempuh:

 

  • Skrining rutin: pemeriksaan kepadatan tulang, fungsi kognitif, dan kesehatan jantung sejak usia pertengahan.
  • Gizi seimbang dan aktif bergerak: asupan kalsium, vitamin D, serta olahraga ringan seperti jalan kaki atau senam lansia dapat menunda osteoporosis.
  • Dukungan sosial dan mental: keterlibatan komunitas, aktivitas sosial, dan menjaga kesehatan mental terbukti meningkatkan kualitas hidup lansia, khususnya perempuan.
  • Kebijakan kesehatan yang sensitif gender: program kesehatan lansia harus melihat kebutuhan berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Menutup Jurang Kualitas Hidup

Di masa depan, bonus demografi akan membawa Indonesia pada jumlah lansia yang semakin besar. Jika kita tidak menyiapkan strategi khusus, perempuan akan menjadi kelompok yang paling terdampak oleh “umur panjang tapi sakit-sakitan”.

Paradoks ini seharusnya mendorong kita untuk tidak hanya mengejar angka harapan hidup, tetapi juga memastikan setiap tahun tambahan yang dijalani, terutama oleh perempuan adalah tahun yang penuh kesehatan, kemandirian, dan makna.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image