13 Tahun Belajar: Menuju Indonesia Emas 2045?
Pendidikan | 2025-10-03 16:33:05
Program wajib belajar 13 tahun merupakan kebijakan baru pemerintah Indonesia yang menambah satu tahun pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai bagian dari jenjang pendidikan formal. Pada masa Orde Baru, pemerintah menetapkan program wajib belajar 9 tahun dengan tujuan meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. Dengan berjalannya waktu, program wajib belajar yang semula 9 tahun berubah menjadi 12 tahun. Peningkatan yang terjadi merupakan tanda langkah besar untuk memperluas kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas. Kini, dengan memasukkan PAUD, total masa belajar menjadi 13 tahun. Tujuan dari kebijakan ini bukan sekedar memperpanjang waktu belajar, melainkan memperkuat fondasi pendidikan anak sejak dini agar mereka siap menghadapi jenjang selanjutnya. PAUD memiliki peran yang penting sebagai dasar awal pendidikan anak sebelum memasuki jenjang berikutnya. Ibarat membangun rumah, fondasi yang kokoh akan membuat bangunan berdiri tegak. Begitu juga dengan anak-anak, jika sejak kecil mendapat pendidikan yang baik, maka mereka akan lebih siap menghadapi tantangan di jenjang berikutnya.
Semua pihak harus terlibat berpartisipasi dalam program wajib belajar 13 tahun ini. Selain pemerintah, guru PAUD, orang tua, dan masyarakat luas juga memiliki peran penting. Guru menjadi ujung tombak pelaksanaan pendidikan di kelas, orang tua mendukung stimulasi di rumah, sementara masyarakat berperan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. Peserta didik yang berusia 4–5 tahun menjadi sasaran utama dari tambahan satu tahun wajib belajar ini.
Kebijakan ini berlaku secara nasional dan mencakup seluruh wilayah Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan. Namun fakta di lapangan menunjukkan adanya ketimpangan antara daerah kota dan desa. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD masih rendah di sejumlah provinsi. Apalagi masih ada anak-anak di daerah terpencil yang harus berjalan berjam-jam hanya untuk sampai ke sekolah. Oleh karena itu, penerapan kebijakan wajib belajar 13 tahun harus memperhatikan pemerataan akses pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti menegaskan bahwa pelaksanaan wajib belajar 13 tahun akan diwujudkan dengan menghadirkan satu desa satu PAUD bekerja sama dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT). Selain itu, upaya peningkatan mutu guru PAUD di seluruh Indonesia juga akan terus diperkuat secara berkesinambungan.
Alasan utama dimasukkannya PAUD ke dalam program wajib belajar adalah karena masa usia dini merupakan masa emas perkembangan otak anak. Pada usia 0–6 tahun, anak-anak membutuhkan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembangnya optimal. Jika mereka mendapatkan pendidikan yang baik sejak dini, maka akan lebih siap menghadapi pembelajaran di jenjang berikutnya. Sebaliknya, jika mereka melewatkan fase ini, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan belajar di masa depan. Selain itu, tujuan besar dari kebijakan ini adalah mempersiapkan sumber daya manusia unggul yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.
Untuk mewujudkan program wajib belajar 13 tahun, pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi. Salah satunya PAUD HI yang dirancang dengan fokus pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak. Selain itu, pemerintah juga menyalurkan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD dengan tujuan utama untuk meningkatkan peningkatan kualitas pembelajaran. Namun, hal ini tidak bisa berdiri sendiri, perlu dukungan orang tua dalam memberi stimulus sejak di rumah, serta peran dan kualitas guru menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Dengan kolaborasi tersebut, kebijakan ini tidak hanya menjadi program di atas kertas, namun benar-benar terasa nyata dampaknya. Maka Indonesia emas 2045 dapat kita wujudkan menjadi kenyataan.
Kebijakan wajib belajar 13 tahun ini membuat Indonesia menaruh harapan besar pada generasi muda yang akan tumbuh menjadi pemimpin di tahun 2045. Pendidikan sejak PAUD hingga SMA/SMK menjadi jalan panjang yang harus dilalui, bukan hanya sekedar lamanya anak berada di sekolah, tetapi kualitas pengalaman belajar yang diperoleh. Jika semua pihak bekerja sama, maka cita-cita melahirkan generasi emas yang cerdas, mandiri, dan berkarakter bukan sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang akan membawa Indonesia menuju bangsa yang maju dan sejahtera.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
