Gen Z Hoaks Kesehatan di Media Sosial: Senjata Diam yang Bisa Hancurkan Kepercayaan Publik
Lainnnya | 2025-09-26 13:46:11
Menurut saya, perkembangan teknologi digital telah mengubah secara besar cara masyarakat memperoleh informasi, terutama melalui media sosial yang kini menjadi ruang utama pertukaran pengetahuan, opini, dan pengalaman. Sebagai bagian dari Generasi Z, saya merasa sangat dekat dengan perkembangan internet dan teknologi digital. Bagi saya, media sosial sudah menjadi sumber utama untuk mencari berbagai informasi, termasuk informasi kesehatan. Kemudahan akses ini memang memberi keuntungan besar karena informasi bisa didapat dengan cepat dan tanpa batasan tempat.
Namun, menurut saya, kemudahan tersebut juga menghadirkan tantangan serius, yaitu maraknya penyebaran hoaks kesehatan yang tidak terverifikasi. Saya sering melihat bagaimana informasi keliru mengenai vaksin, pola makan, penggunaan obat, atau gaya hidup sehat beredar luas tanpa melalui proses validasi. Bagi saya, hal ini menciptakan kerentanan tersendiri, terutama bagi Gen Z yang seringkali lebih mengutamakan kecepatan dibanding keakuratan dalam menerima dan membagikan informasi.
Menurut saya, akibat dari fenomena ini bisa sangat berbahaya. Kepercayaan publik terhadap institusi kesehatan maupun otoritas medis bisa terkikis karena masyarakat mulai sulit membedakan antara pengetahuan ilmiah dengan narasi yang dimanipulasi. Masalah ini bukan hanya sekadar penyebaran informasi yang salah, tetapi juga bisa berdampak langsung pada kualitas kesehatan masyarakat.
Saya melihat sendiri bagaimana hoaks kesehatan dapat memengaruhi perilaku individu, misalnya menolak imunisasi, mengonsumsi obat tanpa aturan, atau mengikuti pola hidup yang justru membahayakan tubuh. Menurut saya, Gen Z sebagai digital native sering dijadikan target penyebaran hoaks karena tingginya tingkat interaksi mereka di media sosial. Jika hal ini dibiarkan, saya khawatir situasi ini bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap informasi kesehatan resmi dan meruntuhkan fondasi literasi kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, bagi saya, analisis kritis mengenai hubungan antara Gen Z dan hoaks kesehatan di media sosial menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami. Menurut saya, hoaks kesehatan bisa menjadi “senjata diam” yang perlahan merusak kepercayaan publik. Karena itu, saya percaya bahwa penguatan literasi digital dan kesehatan bagi generasi muda sangat mendesak agar kita mampu membedakan mana informasi yang valid dan mana yang menyesatkan.
Tantangan ini tidak bisa dihadapi sendiri. Diperlukan peran aktif dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga platform digital agar ekosistem informasi tetap sehat. Dengan begitu, Gen Z tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga dapat berperan sebagai agen penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap dunia kesehatan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
