Jokowi Kontraproduktif dengan Prabowo: Satu Mengecam Yahudi Israel, Satu Justru Jadi Penasihat Bloomberg
Politik | 2025-09-25 21:55:58
Pidato Prabowo Subianto di forum dunia yang mengecam keras Israel membuat posisi Indonesia jelas: tegas membela Palestina, menolak segala bentuk penindasan, dan menantang dominasi Yahudi Israel di kancah internasional. Itu adalah sikap politik yang merefleksikan aspirasi rakyat, sekaligus konsisten dengan sejarah diplomasi Indonesia yang sejak awal menentang kolonialisme.
Namun, di saat suara lantang Prabowo masih bergema, muncul berita yang justru berlawanan arah: Joko Widodo (Jokowi), mantan Presiden, diangkat menjadi penasihat Bloomberg New Economy, forum global milik Michael Bloomberg, miliarder Yahudi yang punya pengaruh besar di dunia bisnis dan politik Amerika.
Langkah Jokowi ini menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana mungkin, ketika pemimpin baru Indonesia berani berdiri menentang Israel, tokoh pendahulunya justru merapat ke lingkaran ekonomi internasional yang dipimpin oleh tokoh Yahudi berpengaruh?
Kontras ini bisa disebut kontraproduktif, karena menghadirkan dua wajah Indonesia yang berbeda di panggung global:
Prabowo tampil sebagai representasi politik moral, mengutuk penjajahan Israel.
Jokowi tampil sebagai representasi pragmatisme ekonomi, justru masuk ke struktur penasihat milik pengusaha Yahudi.
Dampaknya, dunia bisa melihat Indonesia tidak sepenuhnya solid. Satu tokoh bicara tegas melawan Israel, sementara yang lain merapat ke kekuatan Yahudi global. Bagi publik, situasi ini rawan dianggap paradoks, bahkan melemahkan posisi diplomasi Indonesia sendiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
