Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shela Rahmadhani, S. Pt.

Pendidikan Berkualitas Masih Jauh dari Harapan

Dunia islam | 2025-09-22 18:16:08
Sumber : pinterest.com

Indonesia masih dihadapkan dengan permasalahan serius di bidang pendidikan. Terdapat sejumlah masalah di bidang pendidikan mulai dari permasalahan infrastruktur, rendahnya partisipasi bersekolah, dan kualitas belajar yang menurun. Di bidang infrastruktur, berdasarkan Kompas.id, terdapat sekolah yang sangat memprihatinkan di desa kecil di Sulawesi. Sekolah itu adalah SD Negeri 084 Amballong, Desa Embonatana, Seko, Luwu Utara, Sulawesi yang memiliki fasilitas sangat minim seperti ruang kelas lantai tanah dinding papan yang mulai rusak, dan papan tulis yang sudah bolong.
Lebih dari itu, jalan di permukiman yang dilewati untuk berangkat sekolah juga merupakan jalan tanah dipenuhi kubangan dan becek. Terdapat sungai-sungai dengan jembatan kayu namun sudah mulai lapuk dan dapat mengancam nyawa para pelajar.
Selanjutnya, permasalahan rendahnya angka partisipasi pendidikan. Berdasarkan data yang dihimpun tahun 2024, mayoritas penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun memiliki ijazah SMA atau sederajat, tepatnya sekitar 30,85 persen. Partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia juga hanya berada pada kisaran 30-40 persen untuk kelompok usia 19-23 tahun. Angka ini sangat kecil dan menunjukkan bahwa banyak remaja yang tidak bersekolah hingga kelas atas yang diharapkan dapat memperoleh ilmu-ilmu dasar yang dibutuhkan. Demikian pula angka pendidikan tinggi menunjukkan banyaknya masyarakat tidak mampu mengakses pendidikan tinggi.
Terkait kualitas pendidikan, banyak pelajar Indonesia mengalami masalah learning loss yang serius. Learning loss adalah kondisi di mana motivasi, kemampuan belajar, dan pencapaian akademis siswa menurun. Learning loss berbahaya karena akan menghasilkan lulusan yang tidak berkualitas dan tidak menguasai ilmu-ilmu yang dibutuhkan.
Permasalahan yang ada menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia masih jauh dari harapan.Demikian pula, bayangan generasi emas yang diharapkan masih jauh dari pandangan.
Pendidikan yang maju berangkat dari keinginan sebuah negara dan masyarakat untuk menghasil sumber daya manusia yang berilmu, terampil dan luhur untuk diwujudkan secara bersama-sama.
Pendidikan yang maju berpangkal dari visi dan misi negara yang maju. Negara yang memiliki visi pendidikan hanya sekedar kapital tidak akan dapat mewujudkan pendidikan yang maju, karena hanya menghasilkan individu yang mampu menghasilkan materi dan mengabaikan aspek-aspek lain seperti keluhuran tingkat laku dan baiknya kepribadian. Lambat laun perilaku yang tidak luhur tersebut menimbulkan masalah dan kepribadian.
Dengan konsep materi akhirnya wilayah-wilayah tertinggal menjadi kurang diperhatikan karena dianggap tidak dapat memberikan manfaat nyata dan justru menjadi beban. Pendidikan di wilayah tertinggal tidak diurusi sehingga bagaikan hidup segan mati tak mau.
Demikian pula, akibat konsep pendidikan yang berasaskan pada materi, akhirnya menyebabkan anak didik mengejar yang praktis dan tidak suka yang rumit. Misalnya rendahnya keinginan peserta didik untuk belajar ilmu fisika dan lebih mengutamakan menjadi influencer dan mengejar viral.
Visi dan misi pendidikan harus bertujuan untuk membentuk manusia yang unggul dimana cerdas dalam hal ilmu dan berkepribadian takwa. Visi dan misi pendidikan seperti inilah yang akan menilai bahwa pendidikan bukan hanya sekedar mencapai materi berupa mutakhirnya sarana dan prasarana kehidupan, melainkan juga terjadi kelurusan berperilaku sehingga dapat memelihara kehidupan. Sumber daya manusia akan memiliki semangat yang tinggi lagi benar karena mencapai ingin mencapai derajat takwa disamping derajat pakar.
Masyarakat dan negara harus memiliki frekuensi yang sama dalam menjalankan visi dan misi pendidikan seperti itu. Adapun kriteria negara yang bisa melakukan hal tersebut haruslah negara yang memiliki ideologi islam karena konsep takwa adalah konsep yang ada pada islam, sekaligus menjadi pembeda dengan konsep pendidikan apapun. Demikian pula negara yang mampu mewujudkan pendidikan tersebut adalah negara yang menerapkan aturan Islam karena hanya negara tersebut yang sesuai.
Maka, permasalahan pendidikan tidak akan bisa tuntas jika masih berpijak pada sistem yang salah. Sistem hari ini menempatkan pendidikan hanya untuk mencetak manusia yang bisa menghasilkan keuntungan materi. Sistem itu adalah sistem kapitalisme. Sistem Islam harus diambil untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu karena memiliki tuntunan bagaimana pelaksanaan pendidikan melalui wahyu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image