Strategi Pemasaran Berbasis Syariah: Tantangan dan Peluang di Era Digital
Bisnis | 2025-09-17 00:09:51Perkembangan bisnis syariah di Indonesia menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat muslim terhadap pentingnya mengonsumsi produk halal dan menjalankan aktivitas ekonomi sesuai syariat Islam. Salah satu aspek penting dalam bisnis adalah pemasaran. Dalam konteks syariah, pemasaran tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, melainkan juga harus berlandaskan nilai kejujuran, keadilan, dan keberkahan.
Di era digital saat ini, strategi pemasaran syariah dihadapkan pada banyak tantangan, sambil memberikan kemungkinan luas berinteraksi dengan lebih luas pasar.
Konsep Pemasaran Berbasis Syariah
Pemasaran syariah adalah aktivitas pemasaran yang berpedoman pada prinsip Islam, yaitu halal, thayyib, adil, jujur, dan transparan. Konsep ini menolak perekate promosi berupa penipuan, berlebihan, atau merugikan pihak lain.
Dalam kontras dengan pemasaran konvensional yang lebih cenderung bertujuan pada pencapaian target penjualan, pemasaran syariah melibatkan nilai-nilai etis sebagai landasan utama. Dengan demikian, pemasaran syariah bukan hanya strategi bisnis layaknya itu, melainkan juga sebagian dari dakwah ekonomi Islam.
Hambatan Pemasaran Berbasis Syariah dalam Tengah Era Digital
Meskipun potensinya besar, pemasaran syariah dalam tengah era digital memiliki beberapa hambatan:
Persaingan Ketat di Marketplace Online – Produk halal banyak kali bersaing dengan produk non-halal yang memiliki harga lebih murah.
Praktik Promosi Tidak Sesuai Syariah – Seperti contohnya clickbait, testimonial palsu, atau iklan berlebihan yang bertentangan dengan ajaran kejujuran.
Keterbatasan Literasi Digital – Sebagian besar UMKM syariah masih sulit memanfaatkan teknologi digital secara maksimal.
Regulasi dan Sertifikasi Halal – Masih ada keterbatasan sertifikasi halal yang menjadi kesulitan untuk menegaskan kredibilitas produk.
Peluang Pemasaran Berbasis Syariah di Era Digital
Dibalik itu semua, era digital membuka peluang besar bagi pemasaran syariah, antara lain:
Global Halal Continues to Grow – Reports indicate value of world halal industry reaches trillions of dollars and continues to rise.
Support from Digital Technology – From e-commerce, fintech, to AI, it can help the syariah business expand market reach.
Muslim Consumer Awareness – More people seek halal, organic, and ethical products.
Influencer Muslim Partnership – Social media become an effective vehicle to create a positive image of syariah-based products.
Effective Syariah Marketing Strategy in the Digital Age
Agar dapat berkompetesi, pelaku usaha syariah harus merencanakan strategi pemasaran yang sesuai untuk masa, di antaranya:
Digital Branding Islami – Membangun identitas merek Islami yang menempatkan nilai halal, etis, dan sesuai syariat.
Konten Marketing Edukatif – Membuat konten yang tidak hanya menjual, melainkan juga menyampaikan edukasi Islami kepada pelanggan.
Pemanfaatan Marketplace Halal – Mengoptimalkan platform khusus produk halal agar semakin mudah terkenal target pasar muslim.
Customer Relationship Berbasis Ukhuwah – Membangun relasi dengan pelanggan melalui pelayanan yang jujur, santai, dan penuh percaya.
Integrasi dengan Kegiatan Sosial – Mengalokasikan sebagian laba sebagai zakat, infak, dan CSR sebagai tanda keberkahan bisnis.
Studi Kasus Singkat
Salah satu contoh nyata terlihat ada pada brand kosmetik syariah Wardah yang berhasil membangun branding Islami melalui iklan yang elegan, kolaborasi bintang influencer muslim, dan konsistensi sertifikasi halal. Sukses Wardah membuktikan bahwa strategi pemasaran syariah bisa berkompit bahkan dengan brand internasional jika ada pelindung profesional yang merawatnya.
Syariah marketing is not just about selling halal products, but also maintaining faith and blessings of the businesses. The challenge in the digital age is real, such as competition and unethical promotion practices. However, opportunities at hand are far greater, particularly with the support of technology and the growing awareness of people.
With the right strategy, syariah businesses are not only able to survive, but also play a huge role in shaping the inclusive and sustainable Islamic economy
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
