Mengenal Calon Pasangan Tanpa Pacaran: Panduan Islami Menuju Pernikahan
Agama | 2025-09-14 09:51:58
Oleh: Salma Fauzia_Mahasiswa Institut Agama Islam SEBI.
Dalam Islam, pernikahan adalah sebuah institusi yang agung dan mulia. Ia bukan sekadar penyatuan dua insan, tetapi juga jalan untuk meraih kebahagiaan, keberkahan, serta keselamatan di dunia dan akhirat. Namun, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, wajar bila seseorang ingin mengenal calon pasangannya lebih dekat.
Islam memberikan panduan yang indah dan penuh kehormatan agar proses saling mengenal ini tetap berada dalam koridor syariat, tanpa harus terjerumus pada praktik pacaran yang dilarang. Berikut beberapa cara yang dianjurkan:
1. Melalui Pertemuan yang Terawasi
Pertemuan secara langsung dapat dilakukan, tetapi tetap dalam pengawasan. Misalnya, di rumah keluarga atau tempat yang aman dan terhormat. Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak bisa saling berbicara untuk mengenal satu sama lain dengan didampingi wali atau anggota keluarga.
2. Menggunakan Perantara
Islam juga memperbolehkan penggunaan perantara, seperti keluarga, sahabat, atau orang yang dipercaya. Perantara berperan mengenalkan kedua belah pihak serta memfasilitasi pertemuan sehingga tetap menjaga adab dan kehormatan.
3. Melalui Komunikasi Terbatas
Komunikasi boleh dilakukan, baik melalui telepon, pesan singkat, maupun media sosial, namun tetap dibatasi pada hal-hal yang penting, sopan, dan terhormat. Hal ini bertujuan agar interaksi tidak melampaui batas syariat.
4. Mengetahui Nilai dan Prinsip Hidup
Mengetahui prinsip hidup seseorang sangatlah penting. Dari sini dapat terlihat apakah ada kesesuaian dalam hal agama, akhlak, maupun tujuan hidup yang akan dijalani bersama.
5. Berdoa dan Memohon Petunjuk Allah
Tidak ada langkah yang lebih kuat selain memohon bimbingan Allah. Doa yang tulus akan menuntun hati agar dimantapkan pada pilihan yang benar, sesuai dengan takdir terbaik dari-Nya.
6. Mengenal Keluarga dan Lingkungan
Mengenal keluarga serta lingkungan tempat calon pasangan tumbuh dan berinteraksi juga perlu dilakukan. Dari situ dapat terlihat latar belakang, kebiasaan, dan nilai yang diyakini.
7. Membahas Tujuan dan Harapan
Pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang visi bersama. Membicarakan tujuan dan harapan hidup akan membantu memastikan kesesuaian dalam membangun rumah tangga.
8. Menilai Kematangan dan Tanggung Jawab
Kesiapan menikah bukan hanya soal usia, tetapi juga kematangan mental dan tanggung jawab. Dengan menilai hal ini, dapat diketahui apakah calon pasangan benar-benar siap memikul amanah pernikahan.
Dalam Islam, proses mengenal calon pasangan hendaknya dilakukan dengan cara yang sopan, penuh kehormatan, dan sesuai tuntunan agama. Dengan mengikuti panduan ini, kita tidak hanya menjaga diri dari hal yang dilarang, tetapi juga lebih mantap melangkah menuju pernikahan yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
