Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farrel Ananda Arkent

Tarif Trump dan Dinamika Politik Global: Sebuah Analisis dalam Kerangka Politics of Fear

Politik | 2025-09-13 13:26:25
Sumber: Wikimedia Commons

Sejak memulai masa jabatan keduanya pada Januari 2025, Presiden Donald Trump kembali mengadopsi kebijakan tarif agresif sebagai bagian dari strategi perdagangan internasionalnya (Sofia, 2025). Dalam dunia perdagangan internasional, tarif seringkali dipandang sebagai instrumen ekonomi yang digunakan untuk melindungi industri domestik (Sihombing et al., 2024, hal. 1711 - 1712). Namun, di balik kebijakan tarif tersebut, terdapat dimensi yang lebih dalam yaitu tarif sebagai bentuk Politics of Fear. Hal ini dapat dilihat melalui kebijakan dan tindakan Trump selama pengimplementasian tarif. Trump, dalam berbagai pidatonya, menyatakan bahwa negara-negara seperti Meksiko, Kanada, Tiongkok, dan bahkan Uni Eropa telah mengeksploitasi Amerika Serikat selama ini. Dalam pernyataan resminya, Trump menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah dipermainkan selama beberapa dekade dan kini waktunya kami membalas (Sherman, 2025). Sehingga dalam pidato - pidatonya Trump terbukti bahwa ada esensi fear yang ingin diimplementasikan kepada negara - negara yang dianggap merugikan AS.

Teori Politics of Fear yang dikemukakan oleh Ruth Wodak menjelaskan bahwa aktor politik sering kali memanfaatkan ketakutan untuk mencapai tujuan mereka (Vec, n.d.). Dalam konteks perdagangan, ketakutan akan dampak ekonomi negatif dari tarif dapat digunakan untuk memobilisasi dukungan domestik dan menekan negara lain untuk berkompromi. Dengan menciptakan narasi bahwa industri dan lapangan kerja akan terancam, pemerintah dapat melegitimasi kebijakan yang mungkin kontroversial. Hal ini, dapat dilihat di kasus tarif AS terhadap Kanada dan Meksiko serta perusahaan multinasional.

Pada 1 Februari 2025, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap semua produk impor dari Meksiko dan Kanada. Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk melindungi industri domestik AS dan menekan kedua negara agar mengambil tindakan lebih tegas dalam menghentikan perdagangan narkotika ilegal dan imigrasi tanpa izin. Namun, setelah melakukan diskusi dengan Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, dan negosiasi antara pejabat Kanada dan administrasi Trump, tarif tersebut ditunda selama hampir satu bulan (Xinhua, 2025).

Trump mengungkapkan bahwa ia setuju untuk menunda tarif tersebut hingga 2 April 2025 sebagai bentuk penghormatan kepada Sheinbaum. Ia menekankan bahwa hubungan antara AS dan Meksiko sangat baik dan bahwa kedua negara bekerja sama untuk mengatasi masalah di perbatasan, termasuk menghentikan aliran fentanyl. Dengan penundaan tarif yang diumumkan oleh AS, Menteri Keuangan Kanada, Dominic LeBlanc, menyatakan bahwa Kanada akan menunda putaran kedua tarif pada lebih dari 4.000 produk AS hingga 2 April, sambil terus berupaya untuk menghapus semua tarif. Kebijakan ini mencerminkan bagaimana ancaman tarif dapat digunakan sebagai alat bernegosiasi dan berkompromi demi menghindari dampak ekonomi yang merugikan (Goldman, 2025).

Selain berfungsi sebagai alat politik untuk menekan mitra dagang, kebijakan tarif juga memiliki efek strategis yang penting dalam mendorong perusahaan untuk memindahkan kembali lokasi produksi mereka, yang dikenal sebagai reshoring atau onshoring. Ketika tarif impor dinaikkan, biaya barang yang diimpor menjadi lebih mahal, sehingga perusahaan - perusahaan multinasional mulai mempertimbangkan untuk memindahkan lokasi produksi mereka ke negara lebih strategis.

Sebagai contoh, Honda Motor Co. sebelumnya merencanakan untuk membangun fasilitas perakitan Honda Civic di Meksiko. Namun, setelah pemerintah Trump mengumumkan tarif tinggi, Honda memutuskan untuk mengalihkan rencana tersebut ke Amerika Serikat. Langkah ini menunjukkan bahwa tekanan dari tarif dapat mengubah strategi perusahaan besar dalam menentukan lokasi produksi mereka (Revo, 2025). Keputusan Honda ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan kebijakan tarif dalam mempengaruhi keputusan bisnis, tetapi juga menunjukkan bahwa tarif dapat menciptakan insentif bagi perusahaan untuk berinvestasi di dalam negeri dan menyerap tenaga kerja lokal. Dengan demikian, kebijakan tarif bukan hanya sekadar masalah perdagangan, tetapi juga merupakan bagian dari strategi ekonomi-politik yang lebih luas untuk mencapai kepentingan nasional Amerika Serikat. Ini menunjukkan bagaimana pemerintah dapat menggunakan tarif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan menciptakan lapangan kerja bagi warganya.

Dapat disimpulkan bahwa tindakan Trump dan respons dari Meksiko, Kanada, dan perusahaan multinasional mencerminkan teori Politics of Fear yang dikemukakan oleh Ruth Wodak. Teori ini menjelaskan bahwa aktor politik seringkali memanfaatkan ketakutan untuk mencapai tujuan mereka. Dalam hal ini, Trump menggunakan ancaman tarif bukan sekedar untuk proteksionisme ekonomi tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan ketakutan di kalangan pemimpin Meksiko dan Kanada bahkan juga perusahaan multinasional, mendorong mereka untuk bernegosiasi dan berkompromi demi menghindari dampak ekonomi yang merugikan. Dengan demikian, kebijakan perdagangan ini tidak hanya berfungsi sebagai alat ekonomi, tetapi juga sebagai strategi politik yang menciptakan dinamika kekuasaan di antara negara-negara yang terlibat.

Daftar Pustaka

Goldman, D. (2025). Trump delays some tariffs on Mexico and Canada for one month. CNN. https://edition.cnn.com/2025/03/06/economy/tariffs-delay-mexico-canada/index.html

Revo, M. (2025). Trump Buat Raksasa Otomotif Jepang Cemas, Honda Paling Menderita? CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/research/20250413114650-128-625543/Trump-buat-raksasa-otomotif-jepang-cemas-honda-paling-menderita

Sherman, N. (2025). Trump tariffs: “Worst offenders” around world face import taxes up to 50%. BBC. https://www.bbc.com/news/articles/cm257z1y2q9o

Sihombing, E. U., Matondang, K. A., Maulana, J., Panggabean, L. T., & Rahmi, S. N. (2024). Kebijakan Tarif dalam Ekonomi Internasional: Analisis Dampak dan Implementasi. EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 4(1), 1708–1713. https://doi.org/10.56799/ekoma.v4i1.6069

Sofia, H. (2025). Apa itu kebijakan tarif Trump dan bagaimana dampaknya bagi Indonesia? Antara. https://www.antaranews.com/berita/4751781/apa-itu-kebijakan-tarif-Trump-dan-bagaimana-dampaknya-bagi-indonesia

Vec, M. (n.d.). Ruth Wodak: The Politics of Fear. IWM WEBSITE. https://www.iwm.at/uncategorized/the-politics-of-fear

Xinhua. (2025). Trump akan berlakukan tarif 25 persen untuk produk dari EU. Antara. https://www.antaranews.com/berita/4677193/Trump-akan-berlakukan-tarif-25-persen-untuk-produk-dari-eu

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image