Kasus Keracunan MBG, Salah Program Apakah Salah Sistem?
Politik | 2025-09-08 07:45:59
Oleh Emy, Aktivis Muslimah
Harianjogja.com, Sleman, 28 Agustus 2025-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman memberikan penjelasan terkait standar operasional prosedur (SOP) konsumsi makanan agar tidak menimbulkan potensi keracunan. Hal ini juga menjelaskan kemungkinan penyebab dugaan keracunan pangan menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 3 Berbah. Pengawasan Farmasi dan Makanan Dinkes Sleman, Gunanto, mengatakan SOP konsumsi makanan adalah empat jam setelah makanan selesai dimasak. Informasi yang fihaknya dapat, menu MBG hari Selasa (26/8/2025) selesai dimasak pukul 07.30 WIB. Makanan ini baru dikonsumsi pukul 12.00 WIB.
Guna mengawal program MBG, Dinkes ikut terlibat dalam pengawasan. Dinkes saat ini sedang melakukan intensifikasi pelatihan bagi petugas SPPG untuk mengantisipasi kejadian serupa, baik kepada petugas masak, pemilah bahan, hingga petugas cuci. Kepala Dinkes Sleman, Cahaya Purnama, mengatakan meski SPPG telah mengecek makanan, guru tetap harus melakukan pengecekan ulang. Ini merupakan protokol penyajian dan distribusi menu MBG. Hal ini dilakukan, untuk mencegah dampak kejadian tidak terduga selama proses pengiriman. "Terkait Prosedur tetap (protap), informasi yang saya sampaikan sebaliknya perlu ada koordinasi dengan Koordinator Wilayah SPPG. Soalnya itu protap mereka," kata cahaya.
Kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu program unggulan Presiden terpilih. Memang pangan adalah kebutuhan dasar setiap insan, apalagi bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Asupan gizi yang cukup sangatlah penting untuk mendukung proses belajar dan perkembangan tumbuh mereka. Pada dasarnya program ini berniat baik, tapi sayang disamping pembagiannya belum merata masih banyak masalah-masalah yang timbul sejak adanya makanan bergizi gratis. Masalah yang terjadi adalah mulai dari pendanaan yang memerlukan biaya yang tinggi, makanan tidak berkualitas/membahayakan bahkan tidak sedikit kita mendengar anak-anak yang keracunan setelah mengkonsumsi makanan bergizi gratis di sekolahnya, bahkan pembagian MBG yang tidak tepat sasaran. Program makan bergizi gratis (MBG) seolah program untuk rakyat, dengan tujuan perbaikan gizi anak sekolah dan untuk membentuk generasi yang sehat. Tetapi pada faktanya hanya menguntungkan para kapitalis yang berperan sebagai pemasok bahan baku, dan mengelola bisnis makanan bergizi gratis ini. Tidak menutup kemungkinan proyek berdana besar ini berpotensi memberikan celah korupsi.
Program makanan bergizi gratis (MBG) akan sulit mewujudkan generasi berkualitas, sebab masalah stunting dan gizi buruk sebenarnya adalah masalah tidak terpenuhinya masalah kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar tidak terpenuhi karena pendapatan rakyat rendah daripada pengeluaran. Gaji yang didapat tidak sesuai dengan harga yang semakin mencekik dipasaran khususnya kebutuhan pokok sehari-hari, sedangkan kebutuhan mereka bukan hanya masalah makan saja, masih banyak keperluan yang harus dipenuhi. Jadi masalah kemiskinan lah yang menghalangi terbentuknya generasi yang sehat dan kuat. Oleh karena itu, sudah seharusnya negara harus mewujudkan generasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas.
Oleh karena itu, dalam Islam seluruh rakyat berhak mendapatkan pemenuhan pangan dan gizi. Negara berkewajiban menjamin sepenuhnya kebutuhan rakyatnya, mulai dari keamanan, kesehatan, sandang, pangan dan papan bahkan terpenuhinya kebutuhan gizi. Karena setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya atas yang dilakukan kepada rakyatnya di akhirat kelak. Oleh sebab itu, solusi hakiki untuk masalah pemenuhan gizi masyarakat khususnya generasi yang akan datang adalah, kita harus meninggalkan sistem sekuler kapitalis yang diadopsi oleh negeri yang mayoritas muslim ini, yang menjadi prioritasnya hanyalah keuntungan belaka. Sistem syariat Islam adalah satu-satunya yang akan mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas, yang akan menjadi generasi penerus yang akan datang. Sudah saatnya umat kembali kepada sistem Islam, yang akan membawa keberkahan di dunia dan akhirat kelak.
Wallahualam bissawab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
