Ibadah, Bentuk Perwujudan Rasa Syukur Kita
Agama | 2025-09-06 20:28:05Udara Subuh yang sejuk menjadi penyemangat dan meringankan langkah kaki para jamaah untuk menunaikan sholat Subuh berjamaah dilanjutkan dengan mengikuti kajian rutin.
Ada tausiah menarik disampaikan oleh ustadz Dimyati Rofi'i ketika mengisi kajian bakda Subuh Musholla Al-Ikhlas Griya Kebon Agung Sukodono Sidoarjo, Selasa, 6 September 2025.
Ustadz murah senyum itu menjelaskan sebuah hadits yang diangkat oleh Imam An-Nawawi dalam kitabnya yaitu Riyadhus Shalihin tentang keteladanan dan kegigihan Rasulullah untuk bangun melaksanakan sholat malam.
Diuraikan bahwa dari Aisyah r.a. berkata, Rasulullah saw. ketika melaksanakan shalat maka beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak. Aisyah r.a. bertanya, “Wahai Rasulullah, Apa yang engkau perbuat, sedangkan dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni.” Lalu beliau menjawab, “Wahai Aisyah, bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (HR. Muslim).
Kesaksian Ummul mukminin Aisyah r.a. atas kegigihan Nabi saw. dalam beribadah tersebut harusnya menggugah diri kita semua yang belum dijamin masuk surga namun masih malas-malasan dalam beribadah. Padahal Nabi saw. sudah dijamin masuk surga, dijamin diampuni dosanya namun beliau tetap gigih menjalankan ibadah kepada Allah SWT hingga kakinya bengkak.
Perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam beribadah tersebut sebagai tanda rasa syukurnya kepada Allah swt. yang telah memberikan nikmat kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya. Jadi proaktif dalam mensyukuri nikmat Illahi.
Dalam Qur'an surat Ibrahim ayat 7 Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
Apabila ibadah dijalani sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur, insya allah akan terasa ringan, bukan terasa sebagai beban. Bismillah semoga kita mampu menjadi hamba-Nya yang pintar bersyukur.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
