Pedagogik dan Masa Depan Pendidikan Nasional: Sebuah Analisis Kritis
Eduaksi | 2025-09-05 04:44:14
Pedagogik dimaknai sebagai ilmu pendidikan yang metitikberatkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan dalam membimbing dan mendidik anak (Langeveld, 1980). Pedagogik adalah metodologi teoritis-praktis yang senantiasa berdialektika untuk membangun konsep-konsep fundamental mengenai hakikat pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia (humanisasi) (Tilaar, 2016). Oleh karena itu seorang guru di Indonesia harus memiliki empat kompetensi (pedagogik, professional, kepribadian dan sosial. Salah satu kompetensi pedagogik “kepribadian” mencakup aspek: keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantab, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan, bersifat obyektif, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan yang bercirikan ke- Indonesiaan. Peran pedagogik, sekurang-kurangnya berpijak pada dua pendapat dan kompetensi tersebut di atas. Dalam konteks Pendidikan Nasional, maka dapat dirangkum peran pedagogik berorientasi pendidikan nasional sebagai berikut:
a. Pedagogik membentuk pendidikan yang dibangun di atas nilai-nilai pancasila yang berkarakter jiwa nasional.
b. Pedagogik berperan sebagai media untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan nilai-nilai yang obyektik.
c. Pedagogik sebagai agen pembaharu dalam rangka meningkatkan martabat bangsa, yang sekaligus berfungsi meningkatkan mutu pendidikan nasional
d. Pedagogik berperan sebagai transfer of knowledge, sekaligus transfer of value dalam pendidikan nasional.
Perkembangan akal manusia telah mencapai puncaknya dalam dinamika kehidupan modern, yang memiliki implikasi penting bagi banyak aspek konstelasi kehidupan secara multifaset, termasuk perubahan arah kemajuan ilmiah dan teknologi menuju makna yang sejalan dengan realitas kontemporer. Seiring dengan perubahan definisi ilmu pengetahuan, disiplin pedagogi pun telah berubah, yang telah dilihat dari berbagai sudut pandang. Menurut etimologinya, kata "pedagogi" berasal dari dua kata dasar dalam bahasa Yunani dan Latin kuno: "paidos," yang berarti anak, dan "agogos," yang berarti memimpin, membimbing, atau mengarahkan. Menurut kedua definisi kata tersebut, pedagogi berfungsi sebagai pelayan di Yunani kuno dan bertanggung jawab untuk menjemput atau mengantar anak majikan ke sekolah. Selain itu, dia juga memiliki tugas membimbing anak-anak majikannya.
Dalam perkembangannya, pedagogi kini lebih menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana guru bertindak sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar. Konsep ini memandang siswa sebagai subjek aktif yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan.
1. Evolusi historis pedagogi dan bagaimana ia telah berubah seiring waktu.
2. Berbagai pendekatan pedagogi dalam sistem pendidikan modern di seluruh dunia.
3. Dampak teknologi terhadap pedagogi dan bagaimana teknologi mengubah metode pengajaran.
4. Peran guru dalam pedagogi dan bagaimana tanggung jawab mereka telah berkembang.
5. Pentingnya memahami gaya belajar yang beragam dalam praktik pedagogis yang efektif.
Misalnya, di era digital saat ini, pedagogi dapat dilihat sebagai praktik membimbing siswa melalui platform pembelajaran online dan kelas virtual. Pendidik memanfaatkan teknologi untuk memimpin dan mengarahkan siswa dalam perjalanan belajar mereka, mirip dengan bagaimana guru kuno membimbing anak-anak ke sekolah dan memberi mereka pengetahuan serta dukungan.
Ilmu pedagogi telah didefinisikan dan diinterpretasikan secara berbeda dalam berbagai studi dan tinjauan oleh banyak ahli. Ada banyak cara berbeda untuk menafsirkan pedagogi. Sementara sebagian mendefinisikan pedagogi sebagai ilmu pendidikan, yang lain mendefinisikannya sebagai ilmu mengajar anak-anak. Definisi istilah "pedagogi" telah berkembang dan berubah seiring waktu. Berbagai perspektif digunakan oleh sejumlah ahli untuk memahami pedagogi. Menurut sebagian orang, pedagogi adalah pendidikan dalam arti luas dan umum yang tidak memperhitungkan atau membedakan tingkat. Di sisi lain, yang lain berpendapat bahwa pedagogi seharusnya berfokus terutama pada strategi dan teknik yang digunakan saat mengajar peserta didik muda. Terlepas dari perbedaan pandangan ini, jelas bahwa pedagogi memainkan peran penting dalam membentuk tren pendidikan masa depan dan perkembangan kognitif kaum muda. Untuk mengembangkan metode pengajaran yang inklusif dan berhasil, pendidik harus mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan definisi pedagogi seiring dengan perkembangan bidang ini. Meningkatkan pengalaman belajar dan mendorong keberhasilan akademik setiap siswa adalah tujuan utama pedagogi.
Usia di mana seseorang (anak-anak atau dewasa) mencapai kematangan. Beberapa, di sisi lain, secara khusus membatasinya pada pendidikan anak. Menurut Langeveld (dalam Salam, 2011), pedagogi adalah bimbingan orang dewasa yang diberikan kepada anak-anak yang belum matang untuk membantu mereka menjadi dewasa. Dalam arti yang lebih luas, Sadulloh (2011) berpendapat bahwa pedagogi adalah teori dan bidang studi yang secara hati-hati, kritis, dan tidak memihak mengembangkan konsep-konsepnya tentang sifat manusia, anak-anak, tujuan pendidikan, dan proses pendidikan. Oleh karena itu, pedagogi adalah ilmu yang mempelajari dan mempertimbangkan fenomena tindakan pendidikan, menurut Purwanto (2003).
Selain pandangan dari berbagai ahli yang telah disebutkan sebelumnya, Dariyo (2013) secara lebih eksplisit menyatakan bahwa pedagogi adalah disiplin yang mempelajari proses, tujuan, dan manfaat kegiatan pendidikan bagi perkembangan seluruh potensi individu dan kelompok dari masa bayi hingga dewasa sehingga mereka menjadi warga negara yang bertanggung jawab dalam masyarakat. Definisi ini memberikan gambaran bahwa pedagogi diinterpretasikan dalam berbagai cara, tetapi penulis secara pribadi percaya bahwa pedagogi dipahami sebagai ilmu yang secara kritis mengkaji hakikat kemanusiaan dan hakikat pendidikan, termasuk proses, tujuan, dan manfaat pendidikan sebagai upaya mengembangkan seluruh dimensi kehidupan dan keberadaan manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak dimensi (memiliki hubungan dengan Tuhan, manusia, alam, dan diri sendiri) melalui proses pendidikan, dengan tujuan menumbuhkan kematangan dalam berbagai aspek. Berdasarkan penjelasan Berdasarkan penjelasannya, dipahami sebagai ilmu praktis yang semata-mata terikat pada "metodologi," melainkan pedagogi harus dipahami sebagai ilmu yang berkaitan dengan kodrat manusia dan kodrat pendidikan. Pedagogi adalah ilmu yang tumbuh dan berkembang berdasarkan beberapa landasan yang saling terkait secara sistematis menjadi satu kesatuan, termasuk landasan konseptual, kontekstual, dan filosofis. Oleh karena itu, pedagogi sebagai ilmu didasarkan pada fondasi yang tidak hanya terikat secara konseptual tetapi juga berangkat dari dan dipandu oleh keseluruhan realitas kehidupan dan kompleksitasnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, pedagogi sebagai ilmu tidak dipahami sebagai sesuatu yang metodologis, melainkan lebih mendalam sebagai sesuatu yang filosofis sehingga pemahaman ini dapat membangun paradigma pendidikan Indonesia yang futuristik. Selain itu, pendidikan juga harus dibangun berdasarkan kehidupan sosial budaya masyarakat, karena pendidikan tidak dapat dibangun dalam kekosongan kehidupan yang terlepas dari nilai-nilai budaya. Namun, upaya-upaya ini perlu dimulai dengan pemahaman bahwa manusia adalah subjek kehidupan yang harus terus-menerus memenuhi peran dan fungsinya. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu membebaskan manusia dari belenggu perbudakan intelektual yang dipaksakan sendiri menuju kebebasan berpikir normatif dalam upaya mengakhiri budaya keheningan, yang dianggap sebagai awal kematian peradaban manusia, untuk membangun kehidupan yang harmonis, beradab, dan bermartabat serta mengatasi krisis pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan perlu dipahami tidak hanya sebagai proses humanisasi tetapi juga sebagai proses kulturalisasi yang juga harus menyentuh dimensi sosial, termasuk hubungannya dengan manusia lain dalam konteks sosial budaya kehidupan. Berdasarkan penjelasan di atas, pedagogi berperan dalam pendidikan nasional sebagai dasar fundamental untuk mengarahkan pendidikan nasional Indonesia menuju pencapaian tujuan yang diinginkan, yaitu menghasilkan generasi bermoral Pancasila Indonesia yang memiliki visi ke depan dan berkarakter.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
