Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image gitaagustiana1@gmail.com

Raya, Potret Luka Negeri Kapitalis

Agama | 2025-09-01 17:18:50

Raya, Potret Luka Negeri Kapitalis

Ummu Hanif (Pemerhati Generasi)

Publik dikejutkan oleh sebuah tragedi memilukan yang datang dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kasus kematian Raya, seorang balita berusia empat tahun, menjadi sorotan nasional setelah terungkap bahwa tubuh mungilnya dipenuhi cacing gelang hingga ia menghembuskan napas terakhir.

Dilansir dari beritasatu.com Rekaman CT scan yang dibagikan lembaga sosial Rumah Teduh memperlihatkan bagaimana parasit menyerang organ dalam tubuh Raya hingga membuatnya lemah tak berdaya.

Raya lahir dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi dan mental. Orang tuanya, Rizaludin dan Endah, hidup dalam kondisi serba kekurangan. Rumah mereka sempat hancur sebelum akhirnya diperbaiki oleh warga sekitar.

Keterbatasan ini membuat pengasuhan terhadap Raya tidak maksimal. Sehari-hari, ia sering bermain di kolong rumah panggung yang kotor dan dipenuhi kotoran ayam. Dari sanalah, penyakit perlahan masuk ke tubuh mungilnya.

Pada 13 Juli 2025, Raya dievakuasi Rumah Teduh ke rumah sakit. Namun harapan untuk sembuh terhambat oleh persoalan administrasi.

Identitas yang tidak jelas, ketiadaan kartu keluarga dan BPJS, membuat perawatan medis menjadi rumit.

Pihak rumah sakit memberi tenggat waktu tiga kali 24 jam untuk melengkapi dokumen, tetapi hingga batas waktu habis, berkas tersebut tak kunjung selesai.

Alhasil, biaya perawatan berubah menjadi beban mandiri. Dalam sembilan hari, tagihan rumah sakit membengkak hingga puluhan juta rupiah, angka yang mustahil ditanggung keluarga miskin seperti mereka. Pada 22 Juli 2025, nyawa Raya tak lagi tertolong.

Peringatan Serius Pentingnya Perlindungan Hak Hak Anak

Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus ini.

Menurutnya, kasus ini menjadi peringatan serius tentang pentingnya perlindungan hak-hak anak, terutama di bidang kesehatan, pengasuhan, dan lingkungan hidup yang layak.

"Peristiwa ini amat sangat memilukan, penderitaan yang harus dialami anak itu bahkan sampai meninggal dunia. Nurani dan akal sehat kita diingatkan bahwa pemenuhan hak anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya orang tua anak," kata Arifah

"Tetangga, pemerintah desa, pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar harus dan wajib peduli pada setiap anak yang ada di lingkungannya sesuai mandat Undang-Undang Perlindungan Anak," tambahnya.

Peristiwa ini, kata Arifah, mencerminkan adanya pelanggaran terhadap hak-hak anak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak.

Hak tersebut, di antaranya adalah hak anak atas kesehatan dan perlindungan dari penyakit, hak atas pengasuhan, hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, hingga hak atas identitas.

Sementara itu, di sisi lain lingkungan hidup yang bersih dan sehat yang merupakan faktor penting dalam pencegahan penyakit seperti cacingan juga tidak tercipta.

"Bahkan akses terhadap jaminan sosial belum tersedia dan layanan kesehatan yang terlambat. Ini catatan kelam bagi kita semua yang tidak boleh terulang pada anak manapun,” pungkasnya.

Disamping itu, Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam. Menurutnya, peristiwa tersebut menjadi tanda bahwa sistem perlindungan sosial belum menjangkau seluruh masyarakat.

"Peristiwa ini harus menjadi alarm bagi kita semua, bahwa sistem perlindungan sosial dan kesehatan belum sepenuhnya menjangkau rakyat kecil. Kita tidak boleh menunggu tragedi serupa terulang untuk melakukan perbaikan," ujar Netty (kompas.com)

Balita yang meninggal akibat infeksi cacing di Sukabumi itu dinilainya dapat dicegah jika aparat desa sigap terhadap kesehatan warganya. "Kita harus mengoptimalkan fungsi posyandu sebagai pusat deteksi dini kesehatan anak dengan dukungan tenaga kesehatan desa. Kita juga harus mempermudah akses layanan kesehatan darurat, agar warga miskin yang tidak memiliki dokumen pun bisa segera ditangani," ujar Netty.

Potret Buram Layanan Kesehatan Negeri

kasus raya ini menjadi bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan di negeri ini masih jauh dari kata memadai. Negara belum mampu memberikan jaminan kesehatan yang benar-benar merata bagi rakyatnya, termasuk anak-anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan khusus.

Selama ini, mekanisme layanan kesehatan seringkali hanya sebatas formalitas. Prosedur yang rumit, syarat administrasi yang berlapis, hingga keterbatasan fasilitas membuat rakyat kecil kesulitan mengakses layanan kesehatan yang seharusnya menjadi hak dasar mereka. Akibatnya, banyak kasus sakit bahkan kematian bisa terjadi hanya karena keterlambatan penanganan atau ketiadaan biaya.

Abainya negara dalam memberikan perlindungan bagi rakyat miskin semakin memperparah keadaan. Mereka dibiarkan hidup di tengah kondisi sulit, kekurangan gizi, dan lingkungan yang tidak sehat, tanpa intervensi serius dari negara untuk memperbaikinya. Seolah-olah kesehatan hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu, sementara kelompok lemah harus menerima nasib dengan segala keterbatasan.

Semua kondisi buruk ini tidak bisa dilepaskan dari sistem kapitalisme yang saat ini diterapkan. Kapitalisme menjadikan kesehatan sebagai komoditas, bukan kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi negara. Akibatnya, yang memiliki privilege dan kekuatan finansial bisa mendapatkan akses kesehatan dengan baik, sementara rakyat kecil terpinggirkan.

Solusi Islam dalam Menjamin Kesehatan Rakyat

Islam menawarkan solusi yang berbeda dari sistem kapitalisme. Dalam Islam, kesehatan bukanlah komoditas, melainkan hak dasar rakyat yang wajib dijamin oleh negara. Ada beberapa prinsip penting yang menjadikan sistem Islam mampu melahirkan layanan kesehatan yang adil dan merata:

Pertama, Kesehatan adalah Tanggung Jawab Negara

Dalam Islam, negara memiliki kewajiban penuh untuk meriayah (mengurus) rakyatnya, termasuk menjamin kesehatan mereka. Negara tidak boleh berlepas tangan, apalagi menyerahkan urusan kesehatan kepada swasta yang berorientasi keuntungan. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa pemimpin adalah ra’in (pengurus) yang akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya. Karena itu, negara dalam sistem Islam akan memastikan semua rakyat, termasuk yang miskin dan lemah, mendapatkan perlindungan dan jaminan kesehatan.

Kedua, Terbangunnya Kepedulian Sosial di Tengah Masyarakat

Islam tidak hanya mengatur peran negara, tetapi juga membangun masyarakat yang peduli dan saling menolong. Seorang Muslim tidak akan membiarkan tetangganya kelaparan, sakit, atau hidup dalam kesulitan. Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan.” Dengan landasan iman ini, masyarakat Islam terbiasa hidup dalam solidaritas, sehingga tidak ada keluarga yang dibiarkan menghadapi kesulitan sendirian.

Ketiga, Layanan Kesehatan Gratis, Mudah, dan Berkualitas

Dalam sejarah Khilafah Islam, negara pernah menyediakan rumah sakit dengan fasilitas terbaik, tenaga medis profesional, serta pelayanan gratis yang bisa diakses oleh semua kalangan tanpa diskriminasi. Tidak ada prosedur rumit yang menghalangi rakyat untuk mendapatkan pengobatan. Bahkan rumah sakit pada masa itu menjadi pusat riset medis dan pendidikan, sehingga kualitasnya diakui dunia. Semua ini dibiayai dari pengelolaan kekayaan umum oleh negara, bukan dari pungutan rakyat.

Dengan konstruksi Islam ini, kesehatan rakyat benar-benar dijamin, masyarakat terlindungi, dan solidaritas sosial terbangun kuat. Tidak ada lagi kasus anak kecil yang kehilangan nyawa hanya karena layanan kesehatan sulit diakses. Islam hadir sebagai rahmat yang nyata, bukan hanya janji kosong.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image