Diskusi Rutin Seri ke-18, Pembelajaran Kolaboratif
Info Terkini | 2025-08-31 09:55:39
Kolaborasi Internasional untuk Transformasi Pendidikan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima, berkolaborasi dengan Indonesian University Consortium for Social Research and Studies (IUCSRS), sukses menggelar Diskusi Rutin Seri ke-18.
Acara yang diselenggarakan secara daring setiap pekan ini, berhasil menghadirkan narasumber istimewa, Prof. Dr. Peter John Wanner, seorang dosen terkemuka dari Tohoku University, Jepang, sekaligus pendiri dan Presiden BOLT (Balsamo Outreach Learning and Teaching). Diskusi ini menjadi sorotan utama bagi para akademisi, peneliti, dan pegiat pendidikan di seluruh Indonesia, khususnya di Bima, Maros, dan Sulawesi Selatan.
Prof. Wanner, yang dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam dunia pendidikan dan riset, berbagi wawasan tentang pentingnya pendekatan interdisipliner dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat. Sebagai pendiri BOLT, sebuah organisasi nirlaba (NPO) yang didirikan di Jepang, beliau menekankan bahwa pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus terintegrasi dengan kebutuhan sosial dan ekonomi.
"Tujuan utama kita adalah menciptakan ekosistem pembelajaran yang berkelanjutan, di mana pengetahuan dan keterampilan dapat diterapkan secara langsung untuk mengatasi masalah-masalah di komunitas," ujarnya. Diskusi ini menjadi wadah berharga untuk bertukar pikiran dan menjalin jejaring kolaborasi internasional.
Jejaring IUCSRS dan Peran Dewan Pendidikan Maros
IUCSRS, konsorsium perguruan tinggi Indonesia yang diprakarsai oleh Dewan Pendidikan Kabupaten Maros dan Perguruan Tinggi Sulawesi Selatan, memainkan peran sentral dalam terselenggaranya diskusi ini. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas riset dan pengabdian masyarakat di berbagai institusi pendidikan.
Direktur Program, IUCSRS, Ismail Suardi Wekke dalam sambutannya menyatakan, "Kolaborasi ini bukan hanya untuk meningkatkan kualitas riset, tetapi juga untuk memastikan bahwa hasil riset kita relevan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat." Beliau juga mengungkapkan apresiasinya kepada Prof. Wanner yang bersedia berbagi pengalaman dan wawasannya.
Selain itu, keberhasilan acara ini tak lepas dari peran aktif Dewan Pendidikan Kabupaten Maros. Dengan visi untuk meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya, Dewan Pendidikan Maros berkomitmen penuh untuk mendukung inisiatif seperti diskusi rutin ini.
"Kami melihat diskusi ini sebagai kesempatan emas untuk belajar dari praktik-praktik terbaik di tingkat internasional," tutur Ismail Suardi Wekke yang juga Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Maros. "Melalui jejaring ini, kami berharap dapat membawa inovasi pendidikan ke Maros dan Sulawesi Selatan, serta menginspirasi daerah lain di Indonesia."
BOLT: Jembatan Pembelajaran Lintas Budaya
BOLT (Balsamo Outreach Learning and Teaching), yang didirikan oleh Prof. Wanner, menjadi salah satu topik hangat dalam diskusi. BOLT berfokus pada pengembangan kurikulum yang inovatif dan pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan komunitas.
NPO ini secara khusus mendorong kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat sipil untuk menciptakan program-program pendidikan yang relevan, terutama di negara-negara berkembang.
Prof. Wanner menjelaskan bahwa BOLT percaya pada kekuatan pendidikan untuk melampaui batas-batas geografis dan budaya. "Kami ingin menciptakan jembatan yang menghubungkan ide-ide terbaik dari berbagai belahan dunia," jelasnya.
Salah satu program unggulan BOLT adalah "Outreach Program" yang dirancang untuk memberikan pelatihan praktis kepada guru dan siswa di daerah terpencil. Dengan berbagi pengalaman sukses BOLT, Prof. Wanner berharap dapat memotivasi para peserta diskusi untuk memulai inisiatif serupa di lingkungan mereka.
Masa Depan Kolaborasi: Menuju Pendidikan Berkelanjutan
Diskusi yang berlangsung selama beberapa jam ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan. Mereka tidak hanya bertanya seputar riset, tetapi juga tentang cara mengaplikasikan ide-ide inovatif Prof. Wanner di konteks lokal.
LPPM STIT Sunan Giri Bima, sebagai tuan rumah, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan diskusi rutin ini dan menjalin kolaborasi yang lebih erat dengan berbagai pihak.
"Kami terima kasih bisa menjadi bagian dari acara yang sangat inspiratif ini," pungkas Ismail. "Ini kelanjutan dari sebuah perjalanan panjang menuju pengembangan pendidikan yang lebih inklusif."
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
