Harga Ikan Bandeng di Sulawesi Selatan Kerap Berfluktuasi, Mahasiswa Unismuh Soroti Faktor Musiman dan Distribusi
Update | 2025-08-19 15:00:23
Makassar, 18 Agustus 2024 — Harga ikan bandeng di berbagai daerah sentra budidaya di Provinsi Sulawesi Selatan tercatat mengalami fluktuasi cukup tajam dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini mendapat perhatian dari Muhammad Irwandhi Amri, Mahasiswa Doktor Agribisnis Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar), yang menilai bahwa perubahan harga tersebut terutama dipengaruhi oleh faktor musiman dan kondisi distribusi.
“Pada saat musim hujan, produktivitas bandeng umumnya menurun karena curah hujan yang tinggi dan meningkatnya risiko serangan penyakit di tambak. Hal tersebut membuat harga di tingkat pasar mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sebaliknya, ketika musim kemarau berlangsung dan kondisi tambak lebih stabil, harga cenderung berangsur turun dan kembali normal,” ujarnya.
Menurutnya, fluktuasi harga ini juga tidak terlepas dari tingginya biaya pakan dan operasional, serta ketergantungan para pembudidaya terhadap metode budidaya tradisional. Dalam kondisi tertentu, tingginya permintaan dari luar daerah — termasuk pasar ekspor — menyebabkan ketersediaan stok lokal menurun sehingga memengaruhi harga di tingkat konsumen.
“Nah, ketika permintaan dari luar meningkat sementara produksi tidak mampu mengikuti, maka harga di tingkat lokal menjadi ikut terdorong naik,” tambah Irwandhi.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa jalur distribusi produk perikanan di sejumlah wilayah sentra masih membutuhkan penguatan. Keterbatasan sarana transportasi dan rantai pasok yang panjang seringkali menyebabkan biaya distribusi menjadi tinggi, sehingga berdampak terhadap harga jual di pasaran.
Sebagai langkah antisipatif, Irwandhi mendorong adanya perbaikan sistem budidaya, mulai dari penggunaan teknologi tambak intensif hingga pemanfaatan pakan buatan yang lebih efisien. Di sisi hilir, ia menilai pentingnya penataan rantai pasok dan diversifikasi pasar sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga bandeng.
“Dengan penguatan teknologi budidaya, efisiensi biaya produksi, dan distribusi yang lebih tertata, harga bandeng dapat lebih stabil dan memberikan keuntungan yang seimbang bagi pelaku usaha maupun masyarakat sebagai konsumen,” tutupnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
