Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ratu Syifa

Isu Terkait Lansia? Yuk! Cari Tahu Perbandingannya : Indonesia dan Malaysia

Info Terkini | 2025-08-18 20:53:38
Source : Dokumentasi Penulis (Selasa, 12 Agustus 2025)

Isu penuaan penduduk atau lansia kini menjadi salah satu tantangan besar yang perlu mendapat perhatian serius dari berbagai sektor dan negara. Indonesia dan Malaysia, sebagai negara tetangga dengan kondisi demografi serupa, menghadirkan peluang berharga untuk saling belajar dan bekerja sama, khususnya dalam mengembangkan kebijakan dan program yang lebih inklusif serta efektif bagi para lansia. Kolaborasi akademik menjadi langkah awal yang penting demi memperkuat pemahaman dan praktik terbaik dalam merawat dan mendukung kualitas hidup mereka.

Di Indonesia dan Malaysia, lansia umumnya didefinisikan sebagai individu berusia 60 tahun ke atas, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PBB dan sebagian besar negara ASEAN, walaupun Singapura menggunakan batas usia 63 tahun dan WHO mengacu pada usia 65. Dalam konteks ini, lansia menjadi kelompok sosial yang memerlukan perhatian khusus, mengingat perubahan signifikan dalam struktur usia penduduk.

Menurut data, harapan hidup di kedua negara ini relatif sama, yaitu sekitar 75 tahun. Namun, ada perbedaan yang cukup mencolok di wilayah Malaysia bagian timur, di mana harapan hidup hanya sekitar 67 tahun. Hal ini diduga kuat berkaitan dengan gaya hidup dan kebiasaan makan yang berbeda dibandingkan wilayah lain. Sementara itu, Indonesia menunjukkan tren peningkatan harapan hidup dari tahun 2015 hingga 2024, menandakan adanya kemajuan dalam bidang kesehatan dan kondisi sosial masyarakat.

Indonesia sendiri telah memasuki tahap populasi menua sejak 2021, dengan sekitar 1 dari 10 orang termasuk lansia. Beberapa provinsi seperti Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah sudah memiliki proporsi lansia yang mencapai lebih dari 10% dari populasi mereka. Fenomena ini menuntut pemerintah dan masyarakat untuk melakukan penyesuaian dalam sistem pelayanan kesehatan dan sosial agar mampu memenuhi kebutuhan lansia secara optimal.

Masalah kesehatan menjadi tantangan utama lansia, termasuk penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, serta gangguan kognitif yang meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, masalah sosial seperti kesepian atau sindrom “empty nest” juga kerap dialami banyak lansia yang tinggal sendiri jauh dari keluarga. Di Indonesia, perawatan lansia masih sangat bergantung pada keluarga, terutama anak dan pasangan, sementara layanan formal dan profesional masih terbatas.

Malaysia, di sisi lain, telah meluncurkan rencana aksi layanan kesehatan lansia hingga tahun 2030, termasuk program khusus untuk penanganan demensia. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah Malaysia dalam menyediakan layanan yang lebih terintegrasi dan fokus pada peningkatan kualitas hidup lansia. Kebijakan ini menjadi contoh bagaimana suatu negara dapat mengantisipasi dan merespon kebutuhan populasi lansia yang terus bertambah.

Kerjasama lintas negara, khususnya antara Indonesia dan Malaysia, dalam berbagi kebijakan dan praktik terbaik sangat penting untuk membangun sistem perawatan lansia yang inklusif dan efektif. Melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman di bidang akademik maupun kebijakan publik, kedua negara memiliki kesempatan untuk memperkuat kapasitas mereka dalam mendukung lansia agar tetap mandiri, bermartabat, dan sejahtera.

Secara keseluruhan, perhatian terhadap isu lansia harus melibatkan pengembangan sumber daya manusia yang terampil, penguatan sistem pelayanan kesehatan dan sosial, serta sinergi kebijakan lintas sektor. Dengan menjadikan kolaborasi internasional dan akademik sebagai pijakan strategis, Indonesia dan Malaysia dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi para lansia, yang tidak hanya hidup lebih lama tetapi juga dengan kualitas hidup yang lebih baik.

Artikel ini bertumpu pada pemahaman dari paparan Dr. Sumaiyah Mat yang mendalam tentang kondisi penuaan di Indonesia dan Malaysia, memberikan gambaran utuh tentang tantangan dan peluang yang perlu ditangani bersama demi kesejahteraan generasi lanjut usia. Penulisan artikel ini bertujuan menambah pengetahuan bagi pembaca agar meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap salah satu kelompok masyarakat rentan seperti lansia. Hal ini juga menjadi salah satu aspek kepedulian sebagai tenaga kesehatan masyarakat mendatang untuk menemukan program maupun pergerakan yang dapat membantu menunjang kualitas hidup bagi lansia. Jika bukan kita yang mulai untuk peduli, lantas siapa?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image