Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Naura Audhya

Ahli Kesehatan Peringatkan Bahaya Pemberian Air Tajin pada Bayi Baru Lahir

Gaya Hidup | 2025-12-05 00:14:25
Air Tajin. Source: WowKeren

Praktik pemberian air tajin kepada bayi baru lahir masih ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Meski dianggap bermanfaat oleh sebagian orang tua, tenaga kesehatan menegaskan bahwa kebiasaan tersebut berisiko membahayakan keselamatan bayi. Organisasi kesehatan seperti WHO, UNICEF, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar bayi berusia 0–6 bulan hanya diberi ASI atau susu formula tanpa tambahan cairan apa pun.

Menurut data medis, air tajin tidak mengandung nutrisi esensial seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh optimal. Ahli menyebutkan bahwa pemberian cairan lain dapat mengurangi frekuensi menyusu sehingga asupan ASI menurun. Kondisi ini meningkatkan risiko kekurangan gizi serta pertumbuhan yang tidak sesuai usia.

Selain itu, para dokter mengingatkan adanya bahaya keracunan air (water intoxication). Ginjal bayi yang masih belum matang tidak mampu mengolah cairan berlebih. Ketidakseimbangan elektrolit akibat konsumsi cairan tambahan dapat memicu gejala serius seperti kejang dan penurunan kesadaran.

Risiko lain yang disorot ialah potensi infeksi saluran cerna. Air tajin yang tidak dijamin steril dapat membawa bakteri dari beras maupun peralatan masak, sehingga menyebabkan diare atau gangguan pencernaan pada bayi baru lahir yang memiliki sistem imun sangat lemah.

Tenaga kesehatan juga menilai bahwa pemberian air tajin mengganggu keberhasilan ASI eksklusif. Dengan berkurangnya intensitas menyusu, produksi ASI pada ibu dapat menurun sehingga memperbesar kemungkinan bayi tidak mendapatkan nutrisi optimal pada bulan-bulan awal kehidupannya.

Para ahli mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan air tajin maupun cairan tambahan lain kepada bayi baru lahir. Edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif dinilai perlu terus dilakukan agar orang tua dapat mengambil keputusan berdasarkan bukti ilmiah, bukan mitos atau kebiasaan turun-temurun.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image