Subhan Riyadi
Jelang Kemerdekaan, Republik Indonesia Bersolek
Gaya Hidup | 2025-08-12 14:26:05
Setiap bulan Agustus, Indonesia seolah mendapat napas baru. Bendera merah putih mulai berkibar di halaman rumah, gapura desa dihias dengan cat merah-putih, dan spanduk bertema kemerdekaan ramai menghiasi jalanan.
Menjelang 17 Agustus, seluruh penjuru negeri bersolek—bukan sekadar untuk menyambut hari besar, tetapi juga sebagai wujud cinta tanah air yang terus menyala, meski zaman terus berubah.
Simbol Merah Putih di Setiap Sudut
Dari kota metropolitan seperti Jakarta dan Surabaya, hingga pelosok desa di Papua dan Makassar tak mau kalah dengan kota-kota lain, menyulap nuansa merah putih seolah menjadi kode kolektif bahwa bulan ini adalah waktu istimewa. Tak hanya pemerintah yang mengimbau pengibaran bendera, masyarakat secara sukarela merayakan semangat ini dengan menghias lingkungan sekitar.
Di beberapa kota, riasan bertema kemerdekaan bermunculan di dinding kosong. Tiang-tiang listrik tak luput dihias dengan kain warna-warni, dan gerbang masuk kompleks ramai dihias ornamen bambu, lampu hias, hingga bendera kecil.
Lomba 17-an Warisan Budaya Populer yang Tetap Hidup
Tak lengkap rasanya membicarakan kemerdekaan tanpa menyebut lomba-lomba khas 17-an. Dari panjat pinang, balap karung, tarik tambang, hingga makan kerupuk—kegiatan ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga simbol solidaritas dan gotong royong yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Meski sebagian masyarakat kini hidup di era digital, lomba-lomba tradisional tetap eksis. Bahkan, banyak anak muda yang mengabadikan momen tersebut di media sosial, membuat tradisi ini menjadi relevan dan dikenal oleh generasi Z.
Makna Kemerdekaan Masa Kini
Di balik gegap gempita perayaan, bulan Agustus juga menjadi waktu untuk merenung. Apa arti kemerdekaan di masa kini? Bagi sebagian orang, kemerdekaan adalah bebas berpendapat.
Bagi yang lain, mungkin berarti akses pendidikan, keadilan sosial, dan kesempatan ekonomi yang merata.
Indonesia yang bersolek setiap Agustus bukan hanya tentang estetika atau tradisi tahunan, tetapi tentang menjaga semangat kolektif sebagai bangsa yang besar—yang terus belajar, tumbuh, dan berbenah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
