Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fendi Saputra

Belajar Sepanjang Hayat: Kunci Sukses Adaptasi di Era Digital Bersama Dr. Tirta Mandira Hudhi

Bisnis | 2025-08-12 09:53:01

Pada era disrupsi dan perubahan yang serba cepat, kemampuan untuk terus belajar (lifelong learning) menjadi sebuah keharusan. Hal ini ditekankan oleh Dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang pebisnis, dokter, dan konsultan, dalam acara Studium Generale yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 18 September 2024. Dalam acara yang dihadiri oleh mahasiswa dan civitas academica ITB, Dr. Tirta membagikan wawasan berharga mengenai perjalanan karier, bisnis, dan pentingnya adaptasi melalui pembelajaran berkelanjutan.

Perjalanan dari Kedokteran hingga Dunia Bisnis

Dr. Tirta, yang dikenal sebagai pendiri Shoes and Care, memulai perjalanannya dari latar belakang pendidikan kedokteran di UGM. Setelah lulus, ia memilih untuk tidak langsung melanjutkan ke jenjang S2, melainkan mengambil jeda 10 tahun untuk mencari pengalaman dan membangun bisnis. Keputusan ini membawanya pada banyak pembelajaran praktis, termasuk membangun bisnis Shoes and Care yang kini telah memiliki 72 cabang di seluruh Indonesia.

Ia tidak segan menceritakan masa lalunya yang penuh dengan tantangan, termasuk saat ia menyadari bahwa sifatnya yang arogan sebagai seorang fast learner justru menjadi penghalang. Titik baliknya terjadi saat pandemi COVID-19 dan ketika ia memutuskan untuk mengambil gelar S2 MBA di SBM ITB. Di sana, ia menyadari bahwa belajar adalah proses yang tidak pernah berakhir, dan bertemu dengan orang-orang yang lebih pintar darinya menjadi motivasi untuk terus berkembang.

Pentingnya Lifelong Learning dan Human Capital

Dalam paparannya, Dr. Tirta menjelaskan lima langkah penting dalam menerapkan lifelong learning:

Mindset: Memiliki pola pikir terbuka dan kemauan untuk terus belajar.

Eksplorasi: Berani mencoba dan mempelajari berbagai bidang baru.

Various Learning Method: Tidak hanya mengandalkan pembelajaran formal, tetapi juga memanfaatkan metode lain seperti online course, webinar, dan pengalaman langsung.

Mencari Mentor dan Rekan: Membangun jaringan dan belajar dari orang lain yang lebih berpengalaman.

Berani Gagal: Menganggap kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran.

Ia juga menyoroti pentingnya human capital sebagai aset terpenting bagi kemajuan bangsa, melebihi sumber daya alam. Ia mengkritik pandangan yang seringkali menganggap kuliah sebagai penyebab pengangguran. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa pendidikan adalah sebuah privilege yang harus dimanfaatkan untuk meraih kesuksesan dan berkontribusi pada masyarakat.

Memanfaatkan Teknologi dan Kolaborasi

Dr. Tirta juga membagikan pengalaman menarik terkait pemanfaatan teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI). Ia mengungkapkan bahwa lebih dari 60% materi presentasinya dibuat dengan bantuan AI seperti Bing AI dan ChatGPT. Namun, ia menekankan bahwa AI harus digunakan sebagai alat bantu untuk berdiskusi dan berpikir kritis, bukan hanya untuk menyalin jawaban.

Selain itu, ia juga mencontohkan bagaimana kolaborasi strategis dapat menciptakan dampak besar. Tesis MBA-nya mengenai pengaruh macro dan micro influencer berhasil diimplementasikan dalam sebuah proyek yang menghasilkan penjualan Rp 566 juta dalam waktu 2 jam, menunjukkan betapa pentingnya memahami tren dan dinamika pasar.

Kesimpulan

Ini memberikan pesan yang kuat bagi para mahasiswa dan profesional muda. Bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari IPK yang sempurna, melainkan dari kemampuan untuk beradaptasi, terus belajar, dan membangun jaringan. Dr. Tirta berpesan agar setiap individu tidak pernah berhenti belajar, karena ilmu dan tulisan adalah warisan yang abadi. Dengan demikian, setiap lulusan, khususnya dari ITB, diharapkan dapat menjadi human capital yang berkualitas dan berkontribusi nyata untuk kemajuan bangsa.

Fendi Saputra, Manajemen, Universitas Pembangunan Jaya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image