Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Puput Ariantika, S.T.

Kelebihan Vitamin B6 Picu Kerusakan Saraf

Info Sehat | 2025-08-09 22:16:32

Kasus vitamin B6 yang diproduksi oleh Blackmores telah memicu kerusakan saraf bagi konsumennya. Seseorang warga negara Australia yang rutin mengonsumsi vitamin B6 dari perusahaan Blackmores melaporkan telah mengalami kerusakan saraf dan gangguan lainnya, seperti kelelahan, sakit kepala, kejang otot, dan jantung berdebar kencang. Walaupun ia telah berhenti mengonsumsinya sejak awal 2024, tetapi gangguan itu tak kunjung reda hingga aduan dilaporkan. Dokter mendiagnosis dia mengalami neuropati karena kelebihan vitamin B6. (Republika.co.id, 22 Juli 2025)

Neuropati adalah gangguan atau penyakit yang terjadi pada saraf tubuh. Gejala yang ditimbulkan berupa kesemutan, nyeri otot, keram otot, dan susah buang air kecil. Ada banyak hal yang menyebabkan neuropati, tergantung saraf bagian tubuh yang mengalami kerusakan. Namun, dalam kasus Blackmores, kelebihan konsumsi vitamin B6 dalam dosis tinggilah yang menjadi penyebab neuropati.

İzin Edar di Indonesia 

Melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menekankan bahwa produk vitamin B6 dari Blackmores yang telah menyebabkan kerusakan saraf tidak memiliki izin edar di Indonesia. Mengingat kandungan vitamin B6 dalam produk itu melebihi batas asupan per hari yang direkomendasikan oleh dokter, yakni 29 kali lipat asupan per hari yang direkomendasikan. Namun, BPOM menemukan penjualan produk itu di platform online di Indonesia sehingga BPOM langsung berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Digital untuk segera men-takedown dan menginformasikan produk Blackmores tersebut ke dalam jenis obat yang dilarang edar di Indonesia.

Pemerintah menegaskan bagi siapa pun yang mengedarkan produk Blackmores tanpa izin akan dijerat UU Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan, dengan ancaman penjara 12 tahun dan denda maksimal Rp5 miliar. BPOM juga berkomitmen akan melakukan pengawasan ketat terkait peredaran obat-obatan atau suplemen kesehatan demi menjaga kesehatan warga negara Indonesia. BPOM menghimbau kepada seluruh warga Indonesia untuk mengecek produk-produk kesehatan yang akan dikonsumsi terkait izin edar. Jika terdapat efek samping yang mencurigakan bisa hubungi HALOBPOM 1500533.

Mengenal Vitamin B6 

Vitamin sangat penting demi menjaga kesehatan tubuh. Namun, ada beberapa hal yang harus diingat bahwa konsumsi vitamin, khususnya vitamin B6 harus dalam jumlah yang tepat untuk mendapatkan manfaat dari vitamin itu sendiri. Selain takaran, nutrisi lain yang dibutuhkan oleh tubuh juga harus diperhatikan demi menjaga keseimbangan tubuh.

Jika mengkonsumsi vitamin B6 dengan takaran Vitamin sangat penting demi menjaga kesehatan tubuh. Namun, ada beberapa hal yang harus diingat bahwa konsumsi vitamin, khususnya vitamin B6 harus dalam jumlah yang tepat untuk mendapatkan manfaat dari vitamin itu sendiri. Selain takaran, nutrisi lain yang dibutuhkan oleh tubuh juga harus diperhatikan demi menjaga keseimbangan tubuh.

Jika mengkonsumsi vitamin B6 dengan takaran yang tepat akan memberikan banyak manfaat, diantaranya:

Pertama, mengurangi gejala mual dan muntah. Pada ibu hamil mengonsumsi vitamin B6 dapat mengurangi gejala mual dan muntah.

Kedua, Mendukung fungsi otak. Vitamin B6 dapat mensintesis neurotransmiter yang mendukung fungsi otak dan kesehatan mental.

Ketiga, membantu pembentukan sel darah merah. Vitamin B6 digunakan untuk memproduksi hemoglobin dan pembentukan sel darah merah.

Keempat, mendukung kesehatan kulit. Vitamin B6 dapat menjaga kesehatan kulit dan mengurangi gejala kulit, seperti jerawat.

Semua manfaat vitamin B6 akan dirasakan oleh tubuh manusia jika dikonsumsi sebagaimana mestinya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh masing-masing orang. Jika vitamin B6 dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi petaka bagi tubuh manusia itu sendiri. Bukankah Allah Swt. telah mengingatkan dalam firman-Nya, “Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun, dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila telah berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al An-‘Am: 141).

Segala yang berlebih-lebihan akan mendatangkan keburukan, begitu pun dengan mengonsumsi vitamin B6. Niat hati ingin sehat dengan mengonsumsi vitamin, tetapi malah merusak tubuh itu sendiri. Selain memiliki manfaat, vitamin B6 juga memiliki efek buruk jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Sebagaimana telah terjadi pada warga negara Australia yang mengonsumsi vitamin B6 produk Blackmores. Adapun efek buruk dari konsumsi vitamin B6 berlebih, yaitu:

Pertama, kerusakan saraf. Vitamin B6 yang dikonsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan saraf. Gejala yang muncul, seperti kesemutan, kelemahan otot, dan kesulitan berjalan.

Kedua, gangguan pencernaan. Konsumsi vitamin B6 berlebih dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.

Ketiga, vitamin B6 dapat bereaksi dengan obat-obatan lain, seperti obat anti kejang, obat kemoterapi, dan obat antidepresan. Jika vitamin B6 dikonsumsi bersama dengan obat-obatan lain akan mengurangi efektivitas kerja obat tersebut dan risiko efek samping yang ditimbulkan.

Siapa pun yang akan mengonsumsi vitamin B6, hendaknya berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter dan memberitahukan obat-obatan yang sedang dia konsumsi demi menghindari adanya reaksi vitamin B6 dengan obat-obatan tersebut. Selain itu, penting untuk diketahui, kebutuhan vitamin B6 setiap tubuh manusia berbeda-beda, meskipun dunia kesehatan punya standar takaran per hari, seperti untuk dewasa sebesar 1,3-1,7 mg, untuk ibu hamil sebanyak 1,9 mg, dan untuk ibu menyusui tak lebih dari 2,0 mg per hari.

Kelalaian Negara Kapitalisme 

Kelalaian kapitalisme dalam melakukan pengawasan peredaran obat-obatan telah terjadi di berbagai negara, baik negara maju, seperti Australia atau pun negara berkembang, seperti Indonesia. Kelalaian ini sungguh tak bisa dihindarkan karena memang negara berfungsi sebagai regulator bukan pelayan rakyat.

Ketika terjadi kasus peredaran obat-obatan atau suplemen yang membahayakan konsumen, negara hanya berfokus pada perusahaan yang memproduksinya dan para penjual yang mengedarkannya tanpa mengecek apakah lembaga negara telah bekerja dengan baik dalam mengawasi peredaran obat-obatan di tengah-tengah masyarakat. Bagaimana pun obat-obatan atau suplemen yang beredar harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh negara. Jadi, ketika terjadi efek yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat dari obat-obatan yang beredar, maka yang bertanggung jawab pertama kali adalah lembaga pengawasan milik negara.

Pengawasan Obat dan Makanan dalam Islam 

Dalam Islam negara berfungsi sebagai pengurus rakyat dan bertanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi pada rakyatnya, termasuk pengawasan obat-obatan dan makanan. Dikutip dari laman muslimahnews.net, ada beberapa langkah negara Islam dalam melakukan pengawasan peredaran obat-obatan dan makanan, yaitu:

Pertama, negara mengatur regulasi setiap industri makanan dan obat-obatan agar sesuai dengan syariat, yakni halal dan baik. Makanan dan obat-obatan dipastikan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat sesuai takaran yang dianjurkan. Selain itu, negara juga akan memastikan tidak ada efek berbahaya yang ditimbulkan dari makanan dan obat-obatan tersebut, seperti kanker, diabetes, jantung, dll.

Kedua, negara melakukan pengawasan. Dalam negara Islam ada yang namanya Qadi hisbah, dia berfungsi melakukan kontrol pasar terhadap produk-produk yang beredar di tengah-tengah masyarakat, termasuk obat-obatan dan makanan.

Ketiga, negara melakukan edukasi ke tengah-tengah masyarakat melalui berbagai media dengan tujuan agar masyarakat memahami makanan atau obat-obatan yang halal dan baik untuk mereka.

Keempat, negara memiliki sistem hukum yang tegas. Siapa saja yang melakukan kecurangan atau bahaya terhadap masyarakat akan ditindak tegas oleh negara, termasuk industri makanan dan obat-obatan yang tidak mengikuti aturan syariat.

Dengan seluruh hukum dan kebijakan yang dilakukan oleh negara demi menjaga masyarakat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin” (HR. Bukhari)

Khatimah 

Peredaran obat dan suplemen yang tidak sesuai takaran yang dibutuhkan oleh tubuh manusia merupakan kelalaian negara kapitalisme. Kejadian ini akan terus berulang di belahan dunia mana pun selama kapitalisme masih berkuasa. Kesehatan manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan materi yang diperoleh. Oleh sebab itu, tak pantas sistem hidup kapitalisme ini ada di tengah-tengah manusia, inilah yang harus disadari bersama untuk mengganti sistem hidup yang memperhatikan keselamatan nyawa dan kesehatan manusia, yaitu sistem Islam. Wallahu’alam bishawab.[]

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image