Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dept. Minat & Bakat DEMA UNIDA Gontor

Adab dan Etika Muslimah dalam Pergaulan Modern

Adab | 2025-08-07 19:33:41
Teguh dalam syariat, tenang di tengah godaan.

Di tengah derasnya arus pergaulan modern, seorang muslimah dituntut untuk tetap teguh menjaga identitasnya sebagai perempuan yang beradab dan berakhlak mulia. Era digital dan globalisasi memang memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, namun sekaligus membuka peluang munculnya pergaulan bebas yang tak lagi mengenal batas. Dalam situasi seperti ini, penting bagi muslimah untuk kembali meneguhkan adab dan etika Islam dalam menjalin relasi, baik di dunia nyata maupun maya.

Salah satu prinsip penting yang perlu dijaga adalah batasan dalam pergaulan, terutama antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Islam bukan berarti menutup ruang interaksi, tetapi mengaturnya agar tetap dalam koridor kehormatan. Tidak berdua-duaan (khalwat), menjaga pandangan, berbicara dengan sopan tanpa menggoda, serta menghindari kontak fisik yang tidak perlu adalah bentuk nyata penjagaan diri. Hal ini bukan untuk membatasi, melainkan bentuk perlindungan terhadap kehormatan dan kemuliaan seorang muslimah.

Selain itu, menumbuhkan rasa malu yang terpuji (al-ḥayāʼ) adalah kunci utama dalam membentengi diri dari pergaulan yang tidak sehat. Malu bukan berarti minder atau tidak percaya diri, namun sebuah akhlak yang mendorong seseorang untuk menjauhi hal-hal yang dilarang agama dan tidak pantas dilakukan. Rasa malu menjadi benteng yang menjaga lisan dari ucapan tidak senonoh, menjaga pakaian dari ketelanjangan, dan menjaga langkah agar tidak melangkah ke tempat yang penuh kemaksiatan.

Menjaga adab dan etika dalam pergaulan bukanlah bentuk ketertinggalan, tetapi justru cermin dari kemuliaan dan kedewasaan. Muslimah yang mampu menahan diri di tengah godaan zaman adalah sosok yang kuat, bukan lemah. Ia tidak larut dalam standar pergaulan yang longgar, tapi menjunjung tinggi nilai-nilai Islam sebagai pedoman hidup. Karena sejatinya, kehormatan seorang perempuan bukan ditentukan oleh seberapa luas lingkaran sosialnya, melainkan seberapa bijak ia menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat.

Ditulis oleh Divisi Keputrian Dewan Mahasiswi UNIDA Gontor Kelas C 2024-2025

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image