kisah epik di balik karya agung Shahih Al Bukhari
Sejarah | 2025-08-05 23:31:03
Kitab Shahih al-Bukhari adalah salah satu karya paling monumental dalam sejarah Islam. Ditulis oleh Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari, ( wafat 256 H/870M), kitab ini diakui secara luas oleh para ulama sebagai kitab hadis paling sahih (valid) setelah Al-Qur'an.
Kisah Awal:
Pada abad ke-9 M, hadis-hadis Nabi Muhammad SAW masih tersebar dan bercampur antara yang sahih (benar), hasan (baik), dan dhaif (lemah). Salah satu guru Imam al-Bukhari, Ishaq bin Rahawaih, suatu ketika berkata, "Alangkah baiknya jika ada seseorang yang mengumpulkan hadis-hadis sahih saja dalam satu kitab." Perkataan ini menjadi inspirasi utama bagi al-Bukhari.
Selain itu, ia juga termotivasi oleh sebuah mimpinya di mana ia mengusir lalat dari tubuh Nabi SAW. Mimpi ini ditafsirkan sebagai tugasnya untuk membersihkan hadis-hadis palsu dari sunnah Nabi.
Metoda yang Ketat:
Untuk merealisasikan mimpinya, Imam al-Bukhari menghabiskan waktu 16 tahun dalam menyusun kitab ini. Ia melakukan perjalanan ke berbagai pusat ilmu Islam, mengumpulkan lebih dari 600.000 hadis dari lebih dari seribu guru.
Untuk setiap hadis yang akan ia masukkan, al-Bukhari menetapkan kriteria yang sangat ketat:
- Sanad yang Bersambung: Rantai perawi harus benar-benar bertemu dan saling mendengar hadis dari satu sama lain.
- Kredibilitas Perawi: Setiap perawi harus dikenal jujur, adil, dan memiliki daya ingat yang kuat.
Selain itu, dikisahkan bahwa ia akan mandi, berwudu, dan salat dua rakaat sebelum menulis setiap hadis, memohon petunjuk dari Allah agar hanya hadis sahih yang ia masukkan.
Menjadi warisan zaman:
Setelah selesai, kitab yang dikenal sebagai Al-Jami' al-Musnad al-Sahih al-Mukhtasar ini berisi sekitar 7.275 hadis yang telah diseleksi dengan sangat teliti.
Sejak saat itu, kitab ini menjadi rujukan utama bagi umat Islam dan menjadi salah satu dari Kutub al-Sittah (Enam Kitab Induk Hadis). Hingga kini, kitab Shahih al-Bukhari tetap menjadi sumber otoritatif dalam memahami ajaran dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
