Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lutfi Firmansyah

Ideologi Muhammadiyah Filosofi Ideologis

Edukasi | 2025-07-22 12:34:50

Pendahuluan

Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang lahir dari semangat pembaruan Islam. Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah tampil sebagai gerakan yang menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai landasan utama dalam memahami dan mengamalkan Islam. Organisasi ini tidak menerima praktik keagamaan yang tidak berdasar seperti taqlid buta, melainkan mengutamakan ijtihad (berpikir kritis) dan tajdid (pembaruan) yang tanggap terhadap tantangan zaman.

Ideologi Muhammadiyah: Keyakinan yang Disatukan dalam Kehidupan

Muhammadiyah bukan hanya gerakan keagamaan, tetapi juga memiliki semangat kebangsaan yang religius. Artinya, menurutnya, kontribusi terhadap upaya menjaga keutuhan dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan bagian dari pengamalan ajaran Islam.

Bagi Muhammadiyah, ideologi bukan sekadar teori, melainkan keyakinan hidup yang memuat pandangan, tujuan, dan ajaran yang dapat diaplikasikan dalam praktik sehari-hari. Ideologi ini tidak hanya berkaitan tentang keagamaan, tetapi juga mencakup strategi praktis untuk membangun masyarakat Islam yang maju dan adil.

Ideologi Muhammadiyah menekankan bahwa Islam adalah agama yang menyeluruh (kaffah), yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (hablumminallah), tetapi juga dengan sesama manusia (hablumminannas) dan alam sekitarnya. Islam menjadi sumber moral, hukum, dan nilai yang menjadi pedoman dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan idealisme kebangsaan, Muhammadiyah ingin membangun Indonesia yang adil dan makmur, yang diridhoi Allah SWT.

Mukadimah AD Muhammadiyah: Fondasi Ideologis

Mukadimah Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan dokumen penting yang mencerminkan perspektif organisasi mengenai kehidupan manusia. Di dalamnya, terkandung ajaran tentang.

  1. Pentingnya berinteraksi dalam masyarakat dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran.
  2. Keyakinan kepada Tuhan sebagai dasar utama, di mana manusia memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah.
  3. Pembangunan masyarakat sejahtera berdasarkan keadilan, kejujuran, dan hukum Allah.
  4. Kewajiban untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan mencegah keburukan) sebagai bagian dari kehidupan sosial umat Islam.

Falsafah Ajaran KRH Hadjid dan 17 Kelompok Ayat Al-Qur’an.

Sebagai murid KH Ahmad Dahlan, KRH Hadjid turut berperan dalam memperkuat fondasi ideologis Muhammadiyah. Ia merumuskan Tujuh Falsafah Ajaran yang menggambarkan karakteristik manusia serta tantangan dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Falsafah ini menyoroti bagaimana kebiasaan, hawa nafsu, dan ketakutan sosial sering menjadi penghalang dalam menegakkan kebenaran. Ia menekankan pentingnya pemikiran rasional dan keberanian untuk memperjuangkan kebenaran, meskipun harus bertentangan dengan arus utama. Isi tujuh Falsafah Ajaran adalah sebagai berikut:

  1. Hidup di Dunia Hanya Sekali
  2. Watak Manusia yang Cenderung Angkuh
  3. Kebiasaan yang Sulit Diubah
  4. Pentingnya Persatuan dan Penggunaan Akal
  5. Enggan Memegang Kebenaran karena Takut Kehilangan
  6. Pemimpin yang Tidak Tulus
  7. Pendidikan Harus Bertahap: Teori dan Praktik

Falsafah-falsafah ini menjadi dasar pemikiran yang mendalam bagi warga Muhammadiyah dalam memahami tantangan dakwah, pendidikan, serta pembentukan kepribadian Islami. Selain itu, KRH Hadjid juga menyusun 17 kelompok ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar pembinaan spiritual dan sosial warga Muhammadiyah. Pembahasan ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Membersihkan Diri Sendiri
  2. Menggempur Hawa Nafsu Mencintai Harta Benda
  3. Orang yang Mendustakan Agama
  4. Apa Arti Agama Itu
  5. Islam dan Sosialisme
  6. Ujian dalam Kehidupan
  7. Waktu dan Urgensinya
  8. Amal Shalih
  9. Menjaga Diri dan Nasihat tentang Kebenaran
  10. Kesabaran
  11. Jihad
  12. Ketegasan sebagai Muslim
  13. Kebaikan Hakiki (Al-Birr)
  14. Hari Pembalasan dan Penimbangan Amal
  15. Ketegasan dalam Dakwah dan Konsistensi Amal
  16. Menjaga Diri
  17. Kesadaran Diri dan Waktu untuk Berubah

Kepribadian Muhammadiyah: Pedoman dalam Bertindak

Setiap warga Muhammadiyah diharapkan mengamalkan nilai-nilai kepribadian yang telah dirumuskan organisasi, antara lain:

  1. Beramal dan berjuang demi perdamaian dan kesejahteraan.
  2. Menjalin ukhuwah Islamiyah dan memperluas pergaulan sosial.
  3. Bersikap terbuka, lapang dada, dan menjunjung tinggi hukum dan undang-undang.
  4. Menjadi teladan dalam amar ma’ruf nahi munkar.
  5. Aktif dalam pembangunan masyarakat dan kerja sama lintas golongan.
  6. Membantu pemerintah dalam menjaga dan membangun negara.
  7. Bersikap adil dan bijak dalam menghadapi persoalan internal maupun eksternal.

Kepribadian Muhammadiyah mencerminkan Islam berkemajuan yang tidak hanya fokus pada ritual keagamaan, tapi juga peduli pada kualitas hidup masyarakat dan keutuhan bangsa.

Penutup

Muhammadiyah bukan sekadar organisasi. Muhammadiyah adalah gerakan ideologis dan spiritual yang menyatukan antara iman, ilmu, dan amal. Melalui semangat pembaruan, dakwah sosial, dan komitmen kebangsaan, Muhammadiyah terus berjuang mewujudkan cita-cita Islam: menghadirkan rahmat bagi seluruh alam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image