Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Halim Perdana Kusuma

Setarakah Wanita Independent dengan Pria Mapan?

Culture | 2025-07-15 23:54:31

Apa sih itu Independent Women? Setarakah Cewek Independent dengan Cowok yang Mapan?

Pertanyaan ini sering dibahas oleh para warganet di medsos (media sosial) sejak salah satu artis tanah air memberi statement yang berbunyi, “Banyak wanita independent tetapi cowok mapan dikit. Itu data valid loh” (Dikutip oleh tribunnews. com, Selasa 03 Desember 2024). Statement ini menundang pro dan juga kontra baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan. Mungkin memang benar statement artis tersebut, namun ia salah dalam menyetarakan kedudukan atau posisi antara wanita madiri dengan pria mapan dalam pendapatan ekonominya. Kenapa demikian? Karena wanita independent, hanyalah wanita yang memiliki prinsip untuk mandiri, bukannya wanita yang memiliki finansial yang stabil sebagaimana halnya laki-laki mapan. Karena banyak sekali laki-laki yang dapat mandiri sebagaimana perempuan yang mandiri. Meskipun banyak juga laki-laki yang lebih mandiri daripada independent women yang diagung-agungkan oleh kaum hawa tersebut.

Perbedaan perlakuan terhadap pihak laki-laki dan wanita dalam segi finansial

Di dalam media digital, terdapat beberapa kasus yang dialami oleh para netizen berupa perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan dalam konteks pendapatan ekonomi. Contohnya, ada seorang perempuan yang memiliki gaji 5 jt, kemudian ada juga seorang pria yang memiliki gaji yang sama (sama-sama 5 jt). Namun, pihak perempuan dipuji sebagai independent women karena mampu menghasilkan penghasilannya sendiri, sehingga tak bergantung terhadap pihak orang tua lagi. Dan mirisnya, pihak laki-laki yang memiliki gaji yang sama malah diejek dengan ungkapan “cowok miskin”, “nggak ada masa depan”, dan ungkapan-ungkapan yang mengandung unsur merendahkan dan juga menghina terhadap pihak laki-laki. Seharusnya, pihak laki-laki (yang belum berstatus menikah) pun diperlakukan sama halnya dengan pihak perempuan dalam konteks tersebut. Meskipun sudah sewajarnya pendapatan laki-laki harus lebih tinggi kuantitasnya dibandingkan perempuan. Memang benar, seorang pria itu dituntut untuk menafkahi keluarganya setelah menikah. Sedangkan, perempuan tak diwajibkan untuk menafkahi keluarganya karena tugas tersebut sudah dibebankan kepada pihak laki-laki. Namun, bagi perempuan yang ingin mencari penghasilan pun (yang berstatus menikah) harus meminta izin suaminya terlebih dahulu. Karena tugas utama seorang istri ialah menuruti segala perintah dan meminta izin kepada suami-nya.

Prioritas Utama yang membedakan Laki-Laki dan juga Perempuan

Di dalam memenuhi kebutuhannya, Seorang perempuan hanya memprioritaskan kebutuhan pokok pribadinya saja, karena sebelum menikah pihak wanita hanya dianjurkan memenuhi kebutuhan pribadinya. Sedangkan pihak pria lebih memprioritaskan kebutuhan orang tua-nya dan juga adiknya dibandingkan dengan kebutuhan pokok-nya sendiri. Maka dari itu, saya sebagai penulis beropini bahwa laki-laki dan perempuan itu memang memiliki kesetaraan. Namun, tak semua aspek harus disamaratakan. Contohnya, perempuan memiliki fitrah untuk mengalami haid dan juga melahirkan, maka pria tak akan dapat melakukan hal tersebut karena itu merupakan kehendak sang pencipta. Begitupun laki-laki yang mengalami mimpi basah di masa pubertas, dsb. Oleh karena itu, posisi ataupun kedudukan antara wanita independent itu di bawah laki-laki mapan. Karena banyak sekali di luar sana laki-laki yang mandiri dengan hanya mencukupkan kebutuhannya atau malah hanya mementingkan keluarganya daripada diri sendiri. Sehingga terlihat ia merupakan pria yang tak dapat mencukupkan kebutuhan dirinya sendiri seperti halnya perempuan yang mandiri.

Kesimpulannya

Dari pembahasan di atas perihal kasus independent women dan juga laki-laki mapan, kita dapat membedakan atau mengklasifikasikan kedudukan di antara keduanya. Independent women itu tak harus berpasangan dengan laki-laki yang mapan, demikian juga sebaliknya. Karena pernikahan itu (menurut penulis) harus dilandasi dengan perasaan cinta dan sayang satu sama lain antara sesama pasangan, bukannya dengan uang atau bahkan kedudukan semata. Meskipun demikian, kita dari pihak laki-laki pun wajib berusaha dan mewujudkan cita-cita kita untuk menikahi perempuan manapun yang kita cintai dan juga ia menerima pendapatan kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image