Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dept. Minat & Bakat DEMA UNIDA Gontor

Menutup Aurat Bukan Pilihan, Tapi Ketaatan

Gaya Hidup | 2025-08-07 19:46:57
Teguh melangkah dalam syariat, meski dunia menawarkan sebaliknya.

Di tengah dunia yang semakin terbuka dan bebas, banyak perempuan mulai mempertanyakan kembali: “Apakah menutup aurat itu benar-benar wajib?” Sebagian menjadikannya pilihan pribadi, sementara sebagian lain merasa itu hanya simbol, bukan esensi. Padahal dalam Islam, menutup aurat bukan sekadar budaya atau kebiasaan lingkungan—melainkan bentuk nyata dari ketaatan kepada Allah SWT.

Menutup Aurat adalah Perintah Ilahi

Allah berfirman dalam Surah An-Nur ayat 31:

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya '"

Dan dalam Surah Al-Ahzab ayat 59:

"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali (sebagai wanita yang terhormat) dan tidak diganggu ”

Kedua ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa menutup aurat adalah kewajiban, bukan sekadar gaya hidup atau preferensi pribadi. Menutup aurat adalah bentuk tunduk kepada perintah Sang Pencipta, bukan tunduk kepada standar manusia.

Syarat Pakaian Muslimah yang Syar’i

Dalam fiqh Islam, para ulama menjelaskan beberapa syarat pakaian yang harus dipenuhi oleh muslimah agar sesuai dengan tuntunan syariat:

 

  1. Menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
  2. Tidak transparan (tidak menampakkan warna kulit).
  3. Tidak ketat (tidak membentuk lekuk tubuh).
  4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
  5. Tidak menyerupai pakaian orang kafir.
  6. Tidak menarik perhatian berlebihan (berhias di luar rumah).
  7. Tidak mengandung unsur kesombongan.

Pakaian syar’i bukan sekadar pelengkap identitas muslimah, tetapi juga berfungsi sebagai benteng perlindungan dari pandangan yang tak seharusnya, dari fitnah dan pelecehan, serta sebagai penjaga kehormatan diri.

Menutup Aurat Membentuk Akhlak Mulia

Perempuan yang terbiasa menjaga auratnya cenderung memiliki rasa malu (al-ḥayāʼ) yang tinggi. Rasa malu ini bukan kelemahan, tapi kekuatan akhlak yang mendorong seseorang menjauhi perkara buruk. Cara berpakaian yang baik juga biasanya sejalan dengan tutur kata yang santun dan sikap yang menjaga diri.

Selain itu, menutup aurat menjadikan seorang muslimah tidak lagi dikendalikan oleh standar kecantikan dunia. Ia tidak merasa perlu mempertontonkan tubuhnya agar diakui. Ia tidak hidup dari validasi orang lain. Ia memilih hidup dalam kehormatan dan perlindungan syariat, bukan dalam sorotan dunia yang fana.

Sebuah Bentuk Pengabdian

Menutup aurat adalah bentuk pengabdian kepada Allah yang tidak semua orang mampu melakukannya dengan konsisten. Diperlukan kekuatan iman, rasa takut kepada Allah, dan cinta pada diri sendiri. Karena sejatinya, muslimah yang memilih untuk menutup aurat bukan sedang memenjarakan diri—tapi sedang membebaskan dirinya dari pandangan dunia yang sempit.

Ditulis oleh Divisi Keputrian Dewan Mahasiswi UNIDA Gontor Kelas C 2024-2025

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image