Hadapi dan Bangkit: Introvert, Pemalu, dan People Pleaser dalam Melawan Realita
Gaya Hidup | 2025-07-09 16:29:57
Pernahkah Anda merasa serba salah ketika berbicara di depan orang lain, atau sulit menolak permintaan orang lain hanya demi menghindari rasa tidak enak? Atau pernahkah Anda merasa lebih nyaman sendiri, tetapi lingkungan terus memaksa untuk tampil berani? Jika iya, mungkin Anda memiliki sisi introvert, pemalu, atau bahkan people pleaser yang berusaha menyenangkan semua orang.
Meski tidak salah memiliki sifat seperti itu, dunia sering kali menuntut kita untuk berani berbicara, tampil percaya diri, dan bersikap tegas. Inilah yang membuat banyak orang dengan karakter tersebut merasa tertekan dan ragu menghadapi realita. Namun, sampai kapan harus menyerah pada ketakutan? Sudah saatnya bangkit dan belajar menghadapi kenyataan agar potensi dalam diri tidak terus terkubur.
Terjebak dalam Rasa Takut dan Ketidakpastian
Introvert, pemalu, dan people pleaser kerap terjebak dalam lingkaran rasa takut serta keraguan. Mereka takut salah bicara, takut menyinggung orang lain, atau takut dikomentari. Akhirnya, mereka lebih sering mengalah dan memendam pendapat sendiri. Sayangnya, jika terus dilakukan, peluang berkembang bisa hilang, rasa percaya diri menurun, dan muncul penyesalan di kemudian hari.
Padahal, banyak peluang berharga dalam kehidupan sehari-hari yang hanya bisa diperoleh ketika seseorang berani bersuara. Baik di lingkungan sekolah, tempat kerja, hingga dalam pergaulan, kemampuan mengekspresikan diri sangat dibutuhkan agar tidak dianggap lemah atau mudah dimanfaatkan orang lain.
Bangkit Melangkah Untuk Menghadapinya
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menerima diri sendiri tanpa merasa bersalah. Susan Cain (2012), dalam bukunya Quiet, menyebutkan bahwa introvert memiliki kekuatan luar biasa ketika mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian, belajarlah mengatakan “tidak” dengan sopan namun tegas. Brené Brown (2010) menekankan bahwa menetapkan batasan adalah salah satu bentuk penghargaan terhadap diri sendiri.
Cobalah juga berlatih perlahan berbicara di tempat yang aman, misalnya di depan sahabat atau keluarga, agar rasa takut perlahan berkurang. Menurut Leary (1983), latihan sosial bertahap efektif menurunkan kecemasan berbicara di hadapan publik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
