Mengapa Banyak Ilmu tidak Lagi Membawa Berkah?
Agama | 2025-07-09 12:16:52Banyak yang pintar, tapi justru semakin jauh dari Allah. Banyak yang fasih berbicara, tapi perilakunya bertentangan. Banyak yang hafal ayat, tetapi tidak tersentuh hatinya. Lalu, apa sebenarnya yang hilang?
Jawabannya: berkah.
Berkah bukan tentang seberapa banyak ilmu yang dimiliki, tetapi seberapa bermanfaat dan menenangkan ilmu itu dalam kehidupan. Ilmu yang penuh berkah akan mendekatkan seseorang kepada Allah, memperbaiki akhlaknya, serta membuatnya semakin rendah hati dan bijaksana.
Lalu, kenapa banyak ilmu sekarang tidak membawa berkah?
1. Karena Niat yang Salah
Menuntut ilmu harusnya karena Allah, bukan untuk pamer, bukan untuk status, dan bukan untuk membanggakan diri. Ilmu yang diniatkan untuk dunia semata akan cepat membuat hati kering. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa menuntut ilmu untuk membanggakan diri di hadapan ulama, untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, atau menarik perhatian manusia, maka ia akan masuk neraka."
(HR. Tirmidzi)
2. Karena Adab yang Ditinggalkan
Ilmu tidak akan masuk ke hati yang sombong. Kita belajar dari para ulama dahulu, mereka lebih dahulu menuntut adab sebelum menuntut ilmu. Mereka hormat pada guru, menghargai buku, dan menjaga lisan serta hati. Tanpa adab, ilmu hanya akan menumpuk di kepala, bukan di hati.
3. Karena Ilmu Tidak Diamalkan
Ilmu yang tidak diamalkan, lama-lama menjadi beban. Rasulullah ﷺ bahkan berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat. Karena ilmu semacam itu hanya memperbesar tanggung jawab di akhirat, tanpa membawa kebaikan di dunia.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat."
(HR. Muslim)
4. Karena Terlalu Fokus pada Ilmu Duniawi Saja
Ilmu dunia tidak salah. Tapi ketika semua hal hanya dinilai dari gelar, prestasi akademik, atau kecakapan teknis, lalu melupakan ilmu agama, maka hasilnya adalah orang-orang yang cerdas secara logika tapi kosong secara ruhani. Padahal, yang menjaga kehidupan ini bukan hanya logika, tapi iman dan hati yang bersih.
Ilmu bukan hanya tentang apa yang kita tahu, tapi tentang siapa yang kita jadi karenanya. Apakah ilmu membuat kita lebih dekat kepada Allah? Apakah ilmu itu mengubah akhlak kita? Apakah ilmu itu menjadi manfaat untuk orang lain?
Kalau jawabannya tidak, maka ilmu itu belum membawa berkah.
Sudah saatnya kita memperbaiki niat, menjaga adab, dan mengamalkan apa yang kita tahu. Karena di hadapan Allah, bukan banyaknya ilmu yang dinilai, tapi keberkahannya.
“
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
