
Bukan Pilihan yang Saya Pahami, Tapi Jalan yang Membentuk Saya
Pendidikan dan Literasi | 2025-07-06 11:54:33Perjalanan Dimulai
Saya masuk jurusan teknik bukan karena paham betul akan dunia rekayasa, tapi karena saya gemar matematika. Teknik Kimia saya pilih karena tetangga saya, lulusan jurusan ini, terlihat sukses dalam kariernya. Jujur saja, saat itu saya bahkan belum benar-benar mengerti apa itu Teknik Kimia. Apakah saya salah jurusan? Pertanyaan itu terus menghantui sejak hari pertama kuliah—dan terasa makin kuat ketika awal semester semuanya harus dijalani dari balik layar karena pandemi.
Mungkin karena saya merasa tak nyaman terus-menerus pasif pada saat masa SMA, saya mencoba memulai dalam mengambil peran kecil dalam situasi daring saat itu. Saya mulai menjadi ketua kelompok dalam tugas-tugas online. Dari sana, perlahan muncul keberanian untuk berbicara, mengatur, dan mengambil tanggung jawab. Ternyata, proses berkomunikasi dan bekerja sama itu membawa kesenangan tersendiri. Saya merasa dihargai dan dipercaya. Kepercayaan itu pun tumbuh, hingga akhirnya saya diberi amanah menjadi ketua kelas. Dari situ saya sadar bahwa kemampuan non-akademik—seperti kepemimpinan dan komunikasi—adalah bekal penting dalam kehidupan kampus, sama pentingnya dengan nilai ujian.
Fasilitas Politeknik Negeri Bandung
Perjalanan itu tentu tidak saya tempuh sendirian. Lingkungan kampus menjadi faktor besar dalam proses pertumbuhan saya. Politeknik Negeri Bandung menyediakan fasilitas akademik yang sangat memadai, terutama di jurusan Teknik Kimia. Laboratorium yang lengkap, alat-alat praktikum yang menunjang, serta dosen-dosen yang kompeten menjadikan pembelajaran terasa hidup dan aplikatif. Praktikum menjadi titik balik pemahaman saya—dari yang awalnya hanya membaca teori, menjadi pengalaman langsung yang membuat saya memahami esensi dari ilmu Teknik Kimia. Jika dulu saya hanya mengenal jurusan ini dari cerita orang lain, kini saya memahaminya lewat tangan dan pikiran sendiri. Keraguan mulai hilang, apalagi saat saya mendapatkan IPK yang cukup memuaskan di semester awal. Itu menjadi motivasi baru untuk terus berkembang.
Selain itu, Polban juga memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk bertumbuh melalui organisasi. Fasilitas tempat, dukungan dana, serta kebebasan mahasiswa dalam merancang kegiatan benar-benar saya rasakan. Saya memanfaatkan peluang itu untuk aktif di organisasi tingkat jurusan (HMJTK) dan juga organisasi pusat kampus (BEM). Di sana, saya belajar banyak tentang dinamika tim, manajemen konflik, dan pentingnya mendengar sebelum bicara. Semua itu memperkaya diri saya—bukan hanya sebagai mahasiswa Teknik Kimia, tapi juga sebagai individu yang terus belajar menjadi pemimpin dan penggerak.
Refleksi Diri
Dari pengalaman akademik yang menantang hingga dinamika organisasi yang penuh warna, saya belajar bahwa pendidikan tinggi bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi ruang pembentukan karakter. Teknik Kimia tidak lagi saya pandang sebagai jurusan yang “salah pilih,” tetapi sebagai jalan yang mempertemukan saya dengan berbagai pelajaran hidup. Dulu, saya hanya ingin lulus dengan nilai baik. Sekarang, saya ingin menjadi seseorang yang mampu memberi dampak lewat apa yang saya pelajari.
Jika dulu saya ragu, kini saya bersyukur pernah menjalaninya. Bagi siapa pun yang sedang merasa bimbang dengan pilihannya, percayalah bahwa waktu dan pengalaman akan memberi arah. Kuliah bukan tujuan akhir, tapi jembatan untuk mengenal diri, tumbuh, dan mempersiapkan masa depan. Saya berharap, suatu hari nanti, saya bisa kembali ke kampus ini bukan hanya sebagai alumni, tapi sebagai seseorang yang memberi inspirasi bagi mereka yang sedang memulai perjalanan yang sama.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.