Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image amelia zahrani

Cara Nabi Mengelola Stres Sejalan dengan Psikologi Modern, Ini Buktinya!

Eduaksi | 2025-07-06 10:03:49
sumber: freepik

Tahukah kamu bahwa Cara Nabi Mengelola Stres dan kelelahan hidup justru sejalan dengan temuan psikologi modern.

Dalam Islam, hal-hal seperti menangis, menyendiri, berdoa, bahkan menjaga pola hidup sehat bukan hanya dianjurkan secara spiritual—tapi kini diakui juga secara ilmiah.

Berikut ini 4 kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang bisa kamu tiru untuk menjaga kesehatan mentalmu:

1. Nabi Menangis: Bentuk Regulasi Emosi yang Sehat

“Air mata ini mengalir, dan hati ini bersedih, tapi kami tidak mengatakan kecuali yang diridai Allah.”— HR. Bukhari (1303)

Psikologi berkata: Menangis mengaktifkan sistem saraf para simpatis, membantu tubuh lebih tenang, menurunkan stres , dan mendorong regulasi emosi. Bahkan, menangis bisa memicu dukungan sosial dan mempercepat pemulihan duka (Bylsma et al., 2011, Journal of Social and Clinical Psychology).

2. Curhat Langsung ke Allah (Emotional Disclosure)

“Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.”— QS. Yusuf: 86

Psikologi berkata:Mengungkapkan emosi, baik lewat doa maupun tulisan, terbukti menurunkan tekanan psikologis, memperkuat sistem imun, dan mempercepat pemulihan trauma (Pennebaker & Beall, 1986, Journal of Abnormal Psychology). Jadi, jangan ragu untuk curhat dalam doa.

3. Uzlah: Menyendiri untuk Mereset Diri

“Nabi shallallahu ’alaihi wasallam suka menyendiri di Gua Hira beberapa malam ”— HR. Bukhari (3)

Psikologi berkata: Kesendirian yang disengaja (intentional solitude) membantu kita menghindari over stimulasi, meningkatkan refleksi diri, dan memperkuat identitas diri. Studi juga menunjukkan solitude dapat memperbaiki regulasi emosi (Nguyen et al., 2018, Personality and Individual Differences).

4. Menjaga Pola Hidup Seimbang

“Sesungguhnya tubuhmu punya hak atasmu.”— HR. Bukhari (5199)Psikologi berkata: Tidur cukup, makan teratur, dan aktivitas fisik ringan sangat penting untuk kestabilan mood. Rutinitas ini mendukung ritme sirkadian yang jadi kunci utama dalam pengobatan depresi dan kecemasan (Wirz-Justice, 2006, Dialogues in Clinical Neuroscience).

Ternyata, ajaran Nabi Muhammad SAW tak hanya berdampak spiritual, tapi juga terbukti secara ilmiah dalam bidang psikologi. Praktik sederhana ini bisa kamu jadikan panduan hidup sehat mental dan emosional di tengah dunia yang penuh tekanan.

REFERENSI:

• HR. Bukhari (1303, 3, 5199)

• QS. Yusuf: 86

• Bylsma et al., 2011, Journal of Social and Clinical Psychology

• Pennebaker & Beall, 1986, Journal of Abnormal Psychology

• Nguyen et al., 2018, Personality and Individual Differences

• Wirz-Justice, 2006, Dialogues in Clinical Neuroscience

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image