Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Tawab, S.Fil.I, M.Pd. - Guru MAN 3

Diam atau Sakit?

Agama | 2025-07-04 19:02:55
Diam dalam sunyi

Pepatah mengatakan diam adalah emas. Lidah sangat tajam, tajamnya lebih dari pedang. Mulutmu, harimaumu. Luka fisik mudah diobati, luka hati, karena ucapan, bisa dimaafkan tetapi tak bisa dilupakan.

Diam itu bukan hanya ketika lagi tidak tahu mau bicara apa karen kosong isj kepala.

Puasa tapa bisu, tidak bicara, yang dilakukan masyarakat Jawa bukan tanpa dasar. Nabi Zakariya pernah diminta bernazar untuk berpuasa bicara selama tiga hari ketika ia dikaruniai anak yang sudah lama dinanti-nantikan: Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda".

Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". (Q.S. Maryam/19:10).

Dalam Islam, diam itu bisa jadi bentuk ibadah asalkan tahu kapan dan kenapa sebabnya. Berikut macam-macam diam yang perlu diketahui agar tidak salah dalam berucap.

1. Diam saat marah itu bukan kelemahan, tapi menjaga lidah dari dosa.

Nabi ﷺ bersabda: “Jika kalian marah, maka diamlah.”Karena di momen itu, satu kalimat aja bisa jadi dosa yang bertahan seumur hidup.(Sumber: HR. Ahmad).

Inilah diam yang dianjurkan. Menahan marah, kadzmu al-Ghaidz, merupakan ciri orang bertakwa. Menahan marah memang sangat sulit. Tetapi efek yang ditimbulkannya sangat luar biasa. Terkadang ketika sadar setelah meluapkan amarah, kita menyadari akibatnya. Namun, ibarat nasi telah menjadi bubur, percuma.

2. Diam saat tidak tahu ilmunya, itu bagian adab.

الصمت نصف العلم

Tidak semua hal yang kita lihat harus dikomentari atau direpost.Kadang diam itu bentuk rasa takut salah bicara soal agama. Dan itu dihitung sebagai kehati-hatian.

Dalam strata sosial, kasta sudra (kasta terendah) tidak berani bicara soal agama. Tetapi kasta ksatria (kasta tertinggi) yang pantas bicara agama. Bahkan di media sosial, tiap orang yang memiliki kuota bisa membahas agama.Tidak bisa dibedakan yang mana ulama dengan konten kreator.

4. Diam saat mendengar orang curhat bisa jadi bentuk kasih sayang karena kita tidak selalu harus menjawab atau menasihatinya.

Orang yang sedang jatuh cinta, bucin (budak cinta), tidak akan menerima nasihat. Tetapi cukup didengarkan curahan hatinya. Karena cinta buta (love is blind) memberi suasana dunia hanya milik berdua. Cinta itu membutakan sesuatu yang lain meski ada di sekitarnya ibarat kaca mata kuda. Lurus dan tidam berbelok tanpa kendali.

Kadang kita cukup jadi tempat yang tenang buat mereka meluapka rasa. Dan itu dihitung sebagai bentuk rahmah.

4. Diam dari membicarakan keburukan orang sama dengan sedekah lidah.

Nabi ﷺ bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.”(HR. Bukhari & Muslim)

Apabila kita tidak mampu mengucapkan yang baik dan lantas tentu diam adalah pilihan. Ucapan yang menyakitkan orang lain akan terkenang sampai mati. Tidam ada penawarnya meski telah dimaafkan. Menjaga lidah memamg sulit. Meluapkan emosi dan melepas ucapan yang tak pantas kadang menjadi kebanggaan dan kepuasan pemiliknya tetapi efeknya akan dirasakan orang lain sampai kapanpun.

5..Diam saat mendengar Al-Qur’an.

Itu perintah langsung dari Allah, “Jika dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kalian mendapat rahmat.”(QS. Al-A’raf: 204).

Kebanyakan ketika mendengar atau dilatunkan ayat- ayat suci disibukkan dengan mengobrol atau bermain handphone seakan kalam ilahi tersebut sudah biasa didengar sehingga tidak mempunyai efek terhadap hidupnya.

Atau bahkan keliru, mendengar adzan malah diam meski sibuk ketika mendengar Qur'an hal biasa bisa disambi dengan obrolan atau bermain handphone ketika acara pengajian, pernikahan, syukuran dan sebagainya.

﴿يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ ۖ وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا﴾[ طه: 108]

Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. [TaHa: 108]

Jadi kalau kita buka mushaf atau mendengar bacaan Qur’an, usahakan berhenti mengobrol dahulu.

6. Diam berpikir sebelum bicara.

Ini adalah ciri orang berakal. Ali bin Abi Thalib pernah bilang: “Diam adalah hiasan bagi orang yang berilmu dan tirai bagi orang bodoh.”

Orang diam justru menyimpan banyak anggapan. Orang diam dianggap paham ketika guru bertanya, apakah sudah paham? Semua terdiam. Guru menganggapnya paham atau sebaliknya.Orang diam menjadi tirai yang menutupi kebodohannya dengan rapi. Karena banyak bicara justru membuka musuh untuk mencari kelemahannya. Air diam menghanyutkan.

Diam Bukan berarti pasif, tetapi tahu kapan harus berhenti dan mikir dahulu Jadi, diam itu bukan berarti tidak berbuat apapun. Bisa jadi justru lagi menjaga diri dari hal yang tidak perlu. Meninggalkan perkara yang tidak manfaat adalah ciri Muslim yang sejati karena menjaga dari yang tidak berdampak baik untuk dirinya dan orang lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image