
Radikal dalam Bermedia Sosial: Antara Kebebasan dan Batas Etika
Politik | 2025-07-04 18:02:02
Media sosial telah berkembang menjadi platform penting untuk membentuk opini publik, berbagi informasi, dan menyuarakan pendapat di era teknologi yang serba cepat ini. Namun, radikalisme digital, fenomena yang mengkhawatirkan, muncul bersamaan dengan keuntungan besar yang ditawarkan. "Radikal dalam media sosial" merujuk pada penggunaan media sosial yang ekstrem, kasar, dan sering menyinggung kebhinekaan dan kemanusiaan.
Apa itu Radikal dalam Bermedia Sosial?
Dalam hal ini, "radikal" tidak hanya merujuk pada ideologi ekstrem; itu juga mencakup cara berpikir dan bertindak secara digital yang tidak toleran, provokatif, dan destruktif. Radikalisme di internet memiliki banyak wajah baru, termasuk kritik bernada kebencian, ujaran sarkastik yang menyinggung SARA, penyebaran hoaks dengan tujuan memecah belah, dan ajakan kekerasan. Pelakunya tidak terbatas pada kelompok tertentu; siapa saja, bahkan tanpa sadar, dapat mengikuti arus ini ketika tidak bijak mengelola emosi, informasi, dan interaksi di media sosial.
Penyebab Munculnya Perilaku Radikal
- Filter Bubble dan Echo Chamber media sosial menyesuaikan konten sesuai keinginan pengguna. Ini menciptakan "gelembung informasi" yang hanya mendukung satu perspektif, menghilangkan keprihatinan terhadap perspektif lain.
- Anonimitas dan Akuntabilitas: Banyak pengguna merasa aman karena identitas mereka tidak terbuka. Ini memungkinkan mereka untuk menjadi lebih ganas tanpa merasa bertanggung jawab secara hukum atau sosial.
- Overdosis Informasi, atau Overload Informasi: Ketika informasi tanpa filter membanjiri, sulit untuk membedakan antara fakta dan propaganda. Pihak-pihak yang ingin menyebarkan konten radikal sering memanfaatkan celah ini.
- Ketimpangan Emosional dan Sosial: Perasaan teralienasi, marah, atau kecewa pada sistem atau masyarakat sering kali menjadi alasan utama seseorang menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kemarahan secara ekstrem.
Dampaknya bagi Masyarakat
Radikalisme digital dapat menyebabkan perselisihan di antara orang-orang, menurunkan kualitas diskusi publik, dan meningkatkan polarisasi sosial. Tidak jarang, radikalisme bermula dari komentar atau cuitan kecil, sebelum berkembang menjadi kebencian kolektif. Lebih dari itu, generasi muda yang secara aktif membentuk identitas mereka sangat rentan terpapar dan terpengaruh. Kebebasan melukai telah berkembang dari kebebasan berekspresi.
Langkah Bijak Menghadapi dan Mencegah
- Literasi Digital Sejak Dini: Sekolah harus mengajarkan anak-anak etika bermedia sosial. Mereka harus tahu apa yang terjadi dengan setiap interaksi digital mereka.
- Bijak dalam Menyebarkan Informasi: Pastikan untuk memverifikasi sumber sebelum menyebarkannya. Jangan hanya membaca judul atau cuplikan; pahami konteks secara keseluruhan.
- Gunakan Media Sosial untuk Empati, Bukan Emosi: Buat tempat untuk diskusi yang konstruktif, hargai perbedaan pendapat, dan hindari menyakiti orang lain hanya karena mereka tidak setuju.
- Peran komunitas aktif dan platform media sosial digital harus proaktif dalam menyuarakan pesan damai dan moderat. Di sisi lain, platform media sosial harus lebih tegas dalam menghentikan konten berbahaya.
Media Sosial Bukan Ruang Tanpa Aturan
Di dunia nyata, menjadi radikal sudah berbahaya, apalagi jika dikombinasikan dengan penyebaran media sosial yang cepat. Semua orang memiliki tanggung jawab untuk membuat dunia digital menjadi tempat yang aman, sehat, dan membangun. Meskipun kebebasan berekspresi merupakan hak, tidak berarti kebebasan itu tanpa batas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.