Menelaah Filsafat Pancasila: Sumber Nilai dari Perspektif Filsafat, Sejarah, Sosial, dan Politik
Info Terkini | 2025-06-27 18:51:54Menelaah Filsafat Pancasila: Sumber Nilai dari Perspektif Filsafat, Sejarah, Sosial, dan Politik
Oleh: Nandito Tegar Pratama
Pancasila kerap disebut sebagai dasar negara, namun secara filosofis ia menyimpan nilai-nilai mendalam yang membentuk pandangan hidup bangsa Indonesia. Dalam perspektif filsafat, Pancasila dapat dimaknai melalui pendekatan genetivus objectivus, genetivus subjektivus, serta dilihat dari sisi historis, sosiologis, dan politis. Pemahaman yang komprehensif ini memperkaya fungsi Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa yang dinamis dan aplikatif.
Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Subjektivus
Genetivus Objectivus
Sebagai genetivus objectivus, Pancasila merupakan objek kajian filsafat. Artinya, nilai-nilainya dapat dianalisis, ditafsirkan, dan diuji kebenarannya dalam konteks kehidupan sosial dan kenegaraan. Misalnya, sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” mencerminkan etika universal yang dapat dikaji secara moral filosofis¹.
Genetivus Subjektivus
Sementara dalam genetivus subjektivus, Pancasila bertindak sebagai sumber nilai filosofis. Pancasila tidak hanya dikaji, tetapi juga memberi arah dalam pengembangan sistem filsafat Indonesia yang kontekstual, spiritual, dan humanistik². Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar untuk berpikir, bersikap, dan bertindak secara bijaksana di tengah kompleksitas zaman.
Aspek Historis Pancasila
Secara historis, Pancasila merupakan hasil kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Akar-akar nilai Pancasila telah hidup dalam budaya lokal dan praktik masyarakat jauh sebelum kemerdekaan. Momen penting terjadi pada 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI, ketika Soekarno menyampaikan gagasan lima dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila³.
Aspek Sosiologis Pancasila
Pancasila juga lahir dari realitas sosiologis masyarakat Indonesia yang multikultural. Nilai-nilainya tumbuh dari praktik hidup bersama di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan golongan. Oleh karena itu, Pancasila menjadi simpul identitas nasional sekaligus pedoman untuk menciptakan harmoni sosial⁴.
Aspek Politis Pancasila
Dalam konteks politik, Pancasila menjadi ideologi dasar yang menjiwai sistem ketatanegaraan Indonesia. Ia menjadi acuan dalam perumusan undang-undang, kebijakan publik, serta praktik demokrasi yang berkeadilan dan bermartabat. Pancasila juga menjadi alat kontrol dalam menjaga arah etis kehidupan politik nasional⁵.
Pancasila sebagai filsafat mengandung dimensi yang luas dan dalam. Sebagai sumber nilai, Pancasila dapat dipahami melalui pendekatan objektif dan subjektif, serta ditelusuri dalam sejarah, sosiologi, dan politik bangsa. Oleh karena itu, Pancasila bukan sekadar simbol formal negara, tetapi falsafah hidup yang hidup dan membumi.
Bagi mahasiswa dan generasi muda, memahami Pancasila secara filosofis adalah langkah penting untuk menginternalisasi nilai-nilainya dalam praktik sehari-hari. Dengan begitu, Pancasila tetap relevan sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di era globalisasi dan digitalisasi.
Sumber Referensi:
Kaelan, M.Si. (2013). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Notonagoro. (1975). Pancasila secara Ilmiah Populer. Jakarta: Pantjuran Tujuh.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). (2020). Dokumen Resmi Sidang BPUPKI. Jakarta: BPIP RI.
Magnis-Suseno, F. (1997). Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta: Gramedia.
Anwar, Rosihan. (2005). Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia, Jilid 1. Jakarta: Kompas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
