Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Winda K

Global March to Gaza, Saatnya Gaspol Bongkar Nation State

Politik | 2025-06-19 10:34:41

Summer yang menyengat! Sepanas telinga ini mendengar ada aksi kemanusiaan yang terbilang nekat!

GLOBAL MARCH TO GAZA yang mengguncang dunia! Ribuan orang dari berbagai negara berjalan dari Al-Arishke Gerbang Rafah untuk menyuarakan solidaritas terhadap krisis kemanusiaan di Palestina. Mereka bukan perwakilan resmi, melainkan individu yang ingin beraksi nyata. Mereka datang dari segala penjuru. Tunisia, Libya,Maroko, Amerika, Eropa, Asia, Indonesia pun ikut ambil bagian, lho! Siapa mereka? Mereka adalah pensiunan , jurnalis, dokter, aktivis, hingga para pemuda yang tak tahan lagi melihat tragedi di Gaza. Mereka percaya bahwa kemanusiaan tidak bisa menunggu dan aksi nyata harus dilakukan sekarang!

Mengapa bisa senekat itu? Bukankah para anggota PBB sudah “teriak” sejak lama,bahwa perang atau lebih tepatnya kita sebut genosida di Gaza harus diakhiri? Para pemimpin dari berbagai negara di dunia juga gak henti-hentinya mengecam ulah Isr*el. Tapi seolah bagai angin lalu. Tak lain ini adalah tanda bahwa kita tidak bisa menggantungkan harapan pada lembaga internasional dan para pemimpin saat ini. Atau boleh dikata hal itu mengisyaratkan bahwa lembaga global dan penguasa saat ini bukanlah solusi yang bisa diandalkan sepenuhnya untuk menyelesaikan masalah Palestina.

Bak bertepuk sebelah tangan, sayangnya aksi heroik ini justru tidak didukung oleh pemerintah Mesir yang menjadi kunci jalan masuknya semua bantuan ke Palestina. Para relawan tertahan di pintu Rafah. Sehebat apapun para relawan memohon untuk dibukakan pintu gerbang, namun pemerintah Mesir tak bergeming. Bagaimana bisa setega itu?!

Sebenarnya ada ” tembok tak kasat mata ” yang lebih kuat daripintu gerbang Rafah. Apa itu? yakni ” tembok ” Nasionalisme dan konsep negara bangsa. Inilah tembok penghalang diantara negeri-negeri kaum Muslim saat ini yang sengaja dibangun oleh penjajah. Nasionalisme dan konsep negara bangsa ini telah membuat hati para penguasa Muslim dan tentaranya beku! Mereka tega membiarkan saudara sendiri dihancurkan di depan mata, bahkan ikut-ikutan menjaga kepentingan zi0niz. Semua demi mendapat restu dari Amerika, yang jadi sandaran kekuasaan mereka. Miris sekali! ????????

Sebagai umat Islam kita harus paham kalau nasionalisme dan konsep negara bangsa itu berbahaya, baik dari sisi pemikiran maupun sejarahnya. Musuh-musuh Islam justru menggunakan dua senjata ini untuk menjatuhkan Khilafah dan melakukan penjajahan di negeri-negeri Muslim terus yang berlangsung hingga saat ini.

Dari Global March to Gaza kita belajar .

Umat Islam harus sadar kalau solusi untuk menyelesaikan konflik Palestina tidak cukup hanya dengan aksi sosial, namun harus lewat jalur politik! Tidak ada yang bisa membebaskan Palestina dan negeri Muslim lainnya dari berbagai penjajahan kecuali dengan adanya sebuah negara yang akan membela kaum Muslim itu sendiri. Sebuah sistem pemerintahan yang punya kekuatan militer untuk melawan kekuatan militer juga. Karena masalah Palestina bukan sekedar masalah kemanusiaan, tapi juga masalah politik.

Melakukan aktifitas politik yang bertujuan untuk menghilangkan batas negara bangsa dan membangun satu kepemimpinan Islam yang kuat di dunia. Caranya? Yakni dengan bergabung dan mendukung gerakan politik ideologis yang tidak mengenal sekat kenegaraan! Sebuah partai politik yang konsisten berjuang demi tegaknya kepemimpinan politik Islam di berbagai tempat. Satu kepemimpinan itu bernama Khilafah.

Jangan cuma jadi penonton—saatnya ikut ambil bagian! Saatnya bersatu dan bergerak demi perubahan besar!

Saatnya Gaspol Bongkar Nation State!

????

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image