Guru Juga Perlu Healing, Perlu Refreshing
Guru Menulis | 2025-06-17 19:23:57
Menjadi guru bukan pekerjaan yang ringan. Setiap hari menghadapi berbagai karakter siswa, menyusun rencana pembelajaran, mengejar target kurikulum, dan berurusan dengan administrasi yang tak jarang menyita waktu dan energi. Belum lagi ekspektasi dari orang tua dan lembaga yang seringkali datang bersamaan. Di balik senyum ramah seorang guru, tersimpan kelelahan yang jarang disadari orang lain. Maka penting untuk diingat, guru juga manusia. Guru juga bisa lelah. Dan karena itu, guru juga perlu healing.
Healing bukan berarti harus pergi ke tempat wisata yang jauh atau menghabiskan uang banyak. Healing bagi seorang guru bisa sesederhana memberi waktu untuk diri sendiri. Duduk santai di teras rumah sambil menyeruput secangkir teh hangat, berbicara dengan sahabat lama, menonton film yang lucu, atau berjalan pelan di pagi hari sambil menghirup udara segar. Hal-hal kecil semacam itu bisa menjadi oase yang menenangkan di tengah padatnya aktivitas.
Terkadang, karena terlalu fokus mengurus orang lain, guru lupa mengurus dirinya sendiri. Padahal, guru yang bahagia dan tenang jiwanya akan lebih mudah menularkan semangat belajar kepada murid-muridnya. Energi positif itu menular. Ketika guru hadir di kelas dengan wajah cerah dan hati yang ringan, siswa pun akan lebih mudah menerima pelajaran. Namun sebaliknya, jika guru mengajar dalam keadaan jenuh dan tertekan, maka suasana kelas pun bisa terasa hambar dan kurang hidup.
Tidak ada yang salah dengan merasa lelah. Itu manusiawi. Justru yang berbahaya adalah memaksakan diri untuk terus kuat tanpa pernah memberi ruang untuk istirahat. Healing bukan bentuk pelarian, tapi cara untuk merawat diri agar tetap bisa menjalani peran besar sebagai pendidik. Guru yang sehat secara mental dan emosional adalah aset berharga bagi pendidikan.
Jadi, bagi para guru, jangan merasa bersalah untuk beristirahat sejenak. Ambil waktu untuk diri sendiri. Dengarkan musik, membaca buku favorit, bercengkerama dengan keluarga, atau sekadar tidur siang tanpa gangguan. Itu bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Karena guru yang waras dan bahagia akan lebih mudah menyalakan cahaya di hati para muridnya.
Ingatlah, sebelum menyalakan lilin untuk orang lain, kita perlu memastikan bahwa api dalam diri sendiri tetap menyala. Maka, jika mulai terasa penat, ambillah jeda. Karena guru yang terus menginspirasi, juga perlu disegarkan kembali. Guru juga perlu healing.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
