Permainan Tradisional: Vitamin untuk Otak dan Hati Anak
Parenting | 2025-06-11 17:37:27Perkembangan teknologi telah mengubah cara anak-anak bermain permainan tradisional ke permainan digital, seperti video games dan game online. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran karena kecanduan permainan modern dapat memengaruhi karakter anak, menyebabkan mereka menjadi lebih agresif, gagal dalam belajar, dan melakukan tindakan kriminal. Sebaliknya, permainan tradisional yang penuh dengan nilai-nilai luhur semakin dilupakan.
Anak-anak bolos sekolah, kehilangan kontrol emosi, dan berperilaku agresif karena kecanduan permainan online. Kasus nyata yang diberitakan di media termasuk pencurian yang dilakukan oleh anak-anak untuk membiayai hobi bermain game mereka. Sebuah penelitian dari Universitas Hanover di Jerman menunjukkan bahwa permainan internet dapat menyebabkan penurunan fungsi otak dan pembentukan kepribadian ganda.
Sementara permainan tradisional membutuhkan interaksi langsung dan aktivitas fisik, permainan digital biasanya bersifat individualis dan pasif. Permainan tradisional adalah alat pendidikan karakter dan hiburan juga. Misalnya, engklek mengajarkan kesabaran dan perhitungan, dan congklak mengajarkan kerja sama dan konsentrasi.
Banyak manfaat dari permainan tradisional yang dapat diraih, seperti dari aspek sosial yaitu mengajarkan kerja sama, empati, dan komunikasi (seperti petak umpet, gobak sodor). Dari aspek kognitif bisa mengajarkan kreativitas dan menyelesaikan masalah (seperti congklak, engklek). Untuk aspek moral dapat mengajarkan nilai kejujuran, sportivitas, dan tanggung jawab. Serta aspek fisik untuk mengajarkan motorik kasar dan halus melalui berlari, melompat, atau membuat alat permainan sederhana.
Sebaliknya, permainan digital yang tidak terkontrol dapat merusak perkembangan sosial dan psikologis anak. Sementara permainan tradisional membangun karakter positif anak dengan baik.
Kecanduan game online mengancam pertumbuhan generasi muda pada saat ini. Orang tua harus memperkenalkan permainan tradisional dan memantau penggunaan HP atau perangkat lainnya. Sekolah juga bisa berperan dengan cara memasukkan permainan tradisional ke dalam kurikulum sekolah agar anak dapat mengenali tentang permainan tradisional. Pemerintah juga dapat berperan dengan cara memberikan edukasi tentang resiko dan bahaya kecanduan game online lewat penyuluhan resmi di sekolah-sekolah atau saluran TV nasional.
Referensi : Jurnal: Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
