Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Erina Aulia Syaharani

Jangan Cuma Healing di Laut, Kenalan Dulu Sama Sasi

Culture | 2025-06-11 13:31:26

Healing ke laut emang menyenangkan. Duduk di pinggir pantai, lihat ombak, foto-foto buat posting di sosial media. Kalian pernah kepikiran nggak sih, kita datang ke laut cuma buat refreshing, tapi jarang mikir kondisi laut itu sendiri? Kita yang healing, lautnya malah makin capek.

Nah, sebelum ada istilah healing atau self-reward, masyarakat Indonesia Timur udah punya cara keren buat healing, tapi bukan cuma buat diri sendiri, melainkan buat alam juga. Namanya Sasi.

Sumber: YKAN – “Harmonizing with Sasi”

Apa itu Sasi?

Sasi adalah tradisi adat dari Maluku yang isinya yang melarang sementara warga mengambil hasil alam, khususnya hasil laut seperti kerang, teripang, ikan, dan teman-temannya. Kenapa harus dilarang? Supaya alamnya bisa istirahat. Supaya lautnya nggak dipaksa terus-menerus ngasih hasilnya. Gampangnya gini, kalau kita terus-terusan narik uang tabungan tanpa pernah nabung lagi, ya bakal habis. Sama kayak laut. Kalau terus diambil, terus kapan lautnya punya waktu buat regenerasi?

Biasanya Sasi berlaku selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Nanti ada upacara adatnya buat ngebuka dan nutup masa Sasi. Ada yang paling keren, yaitu semua orang akan patuh. Kalau ada yang nekat melanggar? Bukan cuma kena omongan tetangga, tapi juga bisa kena sanksi adat. Ini bukan cuma aturan, tapi bentuk hormat ke alam.

Luar biasanya lagi, tradisi Sasi ini udah ada jauh sebelum kita ribut soal sustainability, krisis iklim, atau #SaveTheOcean. Orang-orang di Maluku udah ngajarin take and give sama alam sejak lama. Ambil secukupnya, kasih waktu buat alam bernapas, dan nikmati hasilnya bareng-bareng nanti.

Zaman sekarang, banyak orang sibuk ngomongin green lifestyle, zero waste, eco-friendly, segala macam, tapi lupa kalau sebagian besar kearifan lokal kita udah lebih dulu punya konsepnya. Kita aja yang kadang lebih sibuk scrolling TikTok daripada cari tahu akar budaya sendiri.

Jadi, kalau kamu healing ke laut, jangan cuma cari spot aesthetic. Coba kenalan juga sama tradisi lokalnya. Salah satunya Sasi. Karena healing bukan cuma soal menenangkan pikiran, tapi juga soal nyelametin tempat yang bikin kita bahagia itu. Karena kalau lautnya rusak, healing kita ke mana lagi?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image