Pendidikan Generasi dalam Pandangan Islam
Politik | 2025-06-10 08:33:49
Oleh: Nur Hasanah
Pendidikan di Indonesia saat ini sepertinya belum menemukan formula yang tepat dalam mencapai keberhasilan. Pemerintah telah menggratiskan pendidikan wajib sembilan tahun di sekolah negeri, namun kualitas dalam institusi ini sepertinya masih dipertanyakan. Hal ini dibuktikan dengan maraknya sekolah-sekolah swasta di berbagai jenjang, yang semakin diminati, mereka lebih tertarik dengan kredibilitas sekolah swasta ini, walaupun dengan konsekuensi biaya yang mahal. Beberapa lulusan terbaik dengan nilai akademiknya bisa diterima lewat jalur prestasi di sekolah negeri jenjang berikutnya. Alih-alih menyambut baik, sebagian malah mengabaikanya dan memilih pondok pesantren atau sekolah swasta. Bagi sebagian orang, sekolah negeri bukan lagi sebuah tujuan yang layak diperjuangkan.
Pemerintah juga telah menurunkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi masyarakat miskin, namun solusi ini juga tidak berhasil menghilangkan akar kemiskinan dan kesenjangan pendidikan. Faktor ekonomi dan mencari nafkah menjadi penyebab pendidikan menjadi komoditas mahal yang tidak bisa diakses seluruh rakyat.
Langkah pemerintah tersebut adalah bentuk intervensi khas sistem kapitalis, yang terbukti gagal. Untuk menutupi kegagalan tersebut, saat ini pemerintah menggagas Sekolah Rakyat untuk rakyat miskin, dan Sekolah Garuda Unggul bagi orang mampu sebagai jalan tengah yang bersikap akomodatif (detiknews, 25 Mei 2025) Padahal adanya dua sekolah tersebut akan semakin menimbulkan perbedaan antara ekonomi kuat dan ekonomi lemah. Sungguh solusi yang lagi-lagi amat diragukan hasilnya.
Mari kita fahami bagaimana pentingnya pendidikan di dalam Islam. Islam memandang pendidikan adalah hak dasar anak bahkan termasuk hak syar’i warga negara sebagaimana kesehatan dan keamanan. Negara bertanggung jawab secara langsung sebagai penyelenggara dan memenuhi pembiayaan pendidikan ini melalui Baitul Maal. Tidak ada dikotomi pendidikan bagi anak yang mampu atau miskin, maupun bagi yang berada dipusat kota ataupun pinggiran.
Pendidikan di dalam Islam bukan untuk menyelesaikan masalah ekonomi, justru sebagai suprastruktur untuk mencetak generasi berkualitas sebagai subjek peradaban. Generasi berkualitas yang dimaksud adalah generasi yang bersyakhsiyah Islam, menguasai ilmu terapan, siap berdakwah dan berjihad. Sehingga Islam menjadi kembali mencapai kejayaannya dan menjadi satu-satunya mercusuar diseluruh dunia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
